Mencari Nahkoda Partai Ka'bah: Menimbang Plus-Minus Jokowi, Anies, Hingga Mentan Amran

1 day ago 5

Simpatisan mengibarkan bendera Partai Persatuan Pembangunan (PPP) saat kampanye PPP Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, Sabtu (5/4).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Wacana pencalonan Presiden ke-7 RI Joko Widodo sebagai ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dinilai sebagai strategi politik untuk meraih efek elektoral dari figurnya. Hal ini disampaikan oleh Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro.

Menurutnya, Jokowi masih memiliki magnet elektoral yang tinggi di mata publik. Oleh karena itu, tak heran jika partai-partai yang belum berhasil menembus ambang batas parlemen seperti PSI dan PPP mencoba mengaitkan diri dengan figur Jokowi untuk memperkuat posisi mereka.

“Saya kira karena Jokowi masih punya magnet elektoral yang tinggi sehingga partai apapun merasa nyaman ketika dikaitkan dengan Jokowi yang sampai hari ini belum punya kendaraan politik,” katanya saat dihubungi Republika, Jumat (30/5/2025).

Fenomena menguatnya nama Jokowi dalam dinamika internal PSI dan munculnya nama mantan wali kota Solo dalam bursa kepemimpinan PPP dinilai bukan hal kebetulan. Ia menilai, ini sebagai strategi partai agar punya peluang lebih besar untuk kembali masuk parlemen melalui ketokohan Jokowi.

“Kita tahu party ID atau kedekatan pemilih dengan partai itu kan rendah yang memuat figur ID, nah tidak banyak figur yang punya bobot elektoral yang solid kuat seperti Pak Jokowi sehingga terkesan ini diperebutkan dan dibutuhkan oleh partai-partai baik PSI maupun PPP yang masih belum lolos apartemen seperti,” katanya.

Namun demikian, menurutnya nama Jokowi di internal PPP dinilai memiliki tantangan tersendiri. Ia menilai, meskipun Jokowi adalah tokoh nasional yang populer, citranya lebih condong pada figur nasionalis daripada representasi kelompok agamis atau santri.

“Sayangnya, Jokowi ini lebih dikenal oleh publik sebagai tokoh atau figur nasionalis ketimbang sosok santri atau agamis sehingga ketika Jokowi kemudian dipaksakan menjadi ketua saya kira ini akan memberikan semacam arahan negatif kepada grass root padahal disaat sama ada banyak nama-nama lain yang potensial untuk pula mendongkrak ya elektabilitas partai,” ujar dia.

Read Entire Article
Politics | | | |