REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kontingen Indonesia menorehkan sejarah di SEA Games 2025 dengan meraih 91 medali emas, sebuah pencapaian luar biasa yang melampaui rekor SEA Games 1993 Singapura dengan 88 emas. Raihan ini sekaligus melampaui target pemerintah yang mematok 80 emas.
Menteri Pemuda dan Olahraga Erick Thohir mengaku terharu dan bangga menyaksikan langsung detik-detik Indonesia memastikan 91 emas di klasemen akhir. Menurutnya, capaian tersebut lahir dari kekompakan dan fokus para atlet hingga pertandingan terakhir.
“Perasaan saya saat melihat klasemen akhir itu terharu dan bangga. Ternyata kalau mau kompak dan fokus sampai last minute, hasilnya bisa maksimal,” kata Erick dalam wawancara khusus dengan Republika.co.id, Selasa (23/12/2025).
Erick menceritakan situasi menegangkan jelang penutupan pertandingan. Saat Indonesia mengoleksi 91 emas, Vietnam masih berpeluang menambah perolehan dari sejumlah cabang, termasuk esport dan aerobik, sementara laga futsal, voli, dan hoki es masih berlangsung.
“Waktu itu sekitar pukul 22.00 malam semua pertandingan baru berhenti. Indonesia di angka 91 emas. Vietnam masih berpeluang, kalau mereka dapat tiga emas keesokan harinya bisa menjadi 89. Jadi kita sudah aman,” ujarnya.
Setelah memastikan posisi aman, Erick langsung melaporkan hasil tersebut kepada Sekretaris Kabinet Teddy Indra Wijaya, Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi, dan jajaran Istana. Ia juga menyampaikan apresiasi atas dukungan Presiden RI.
“Saya langsung laporkan hasilnya. Ini hasil yang baik dan luar biasa. Terima kasih atas dukungan Presiden. Walaupun beliau tidak hadir langsung, Presiden terus memantau dan berkomunikasi dengan cabang-cabang olahraga. Itu menjadi dorongan tersendiri bagi atlet,” kata Erick.
Menpora menegaskan bahwa penilaian utama dalam klasemen SEA Games tetaplah medali emas, bukan total medali. Karena itu, dinamika emosi atlet—antara suka cita dan kekecewaan—menjadi bagian tak terpisahkan dari perjuangan.
“Atlet yang dapat emas bersuka cita, yang dapat perak ada yang sedih, apalagi yang ditargetkan emas tapi belum tercapai. Itu dinamika. Mereka sudah berjuang maksimal. Peringkat medali memang dilihat dari emas, bukan total medali,” ujarnya.
Erick menyatakan kegembiraannya atas capaian 91 emas, namun menegaskan pekerjaan rumah masih ada, terutama mendorong cabang dan atlet yang belum menyumbang emas.
“Saya senang dengan 91 emas ini. Atlet dan cabang yang belum dapat emas harus kita beri dorongan lagi, terutama atlet-atlet muda,” kata Erick.
Ia juga menyoroti komposisi tim Indonesia yang diisi banyak atlet muda, bahkan ada atlet yang tetap bertanding dalam kondisi hamil, sebagai cerminan semangat juang dan pengorbanan luar biasa.
“Komposisi kita banyak atlet muda. Bahkan ada atlet yang sedang hamil. Itulah perjuangan mereka untuk Merah Putih,” ujar Erick menutup.

2 hours ago
1












































