Warga Palestina melemparkan batu ke kendaraan militer Israel saat bentrokan usai serangan tentara Israel di kota Nablus, Tepi Barat, 4 Mei 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-Nasib tanah di Tepi Barat saat ini ditentukan oleh jalannya sapi yang digembalakan oleh pemukim radikal yang percaya bahwa sapi ini bergerak atas perintah Tuhan.
Sementara pikiran strategis Israel yang mengatur Tepi Barat saat ini didasarkan pada kelompok "mesianis" yang semakin cepat menuju penghapusan kehadiran Palestina di sana.
Dalam beberapa tahun terakhir, para pemukim di Tepi Barat telah menemukan permukiman pastoral setelah mereka menemukan bahwa mengandalkan laju pembangunan pemukiman yang dipercepat, terlepas dari ukuran perluasannya, tidak akan memuaskan rasa lapar mereka untuk menguasai tanah tersebut.
Mereka menemukan bahwa dalam beberapa tahun, melalui permukiman pastoral, mereka mampu menaklukkan sepertiga Tepi Barat dan mengusir penduduknya.
Sementara pembangunan permukiman selama tiga puluh tahun tidak lebih dari 1,5 persen dari luas tanah yang sebenarnya.
Organisasi-organisasi hak asasi manusia mengecam keputusan permukiman pemerintah Israel, menghitung jumlah unit rumah permukiman yang secara berkala disetujui oleh pemerintah Israel untuk dibangun di Tepi Barat dan mengeluarkan pernyataan yang mengecamnya.
BACA JUGA: Masjid Al Aqsa di Ambang Bahaya, Netanyahu Seakan Mengejek Arab yang Bungkam tak Berdaya?
Realitas permukiman di Tepi Barat tidak ada hubungannya dengan keputusan-keputusan ini. Makna keputusan pemerintah permukiman untuk membangun dan mengkategorikan unit-unit hanya berkaitan dengan akreditasi mereka sebagai otoritas lokal dan jenis anggaran serta infrastruktur yang akan mereka terima dari pemerintah Israel.
Sementara pembangunan permukiman yang sebenarnya adalah hal yang sama sekali berbeda dan tidak tunduk pada angka-angka ini.