KLH Temukan Pelanggaran Lingkungan Serius di Kawasan Industri Nikel di Morowali

1 day ago 9

REPUBLIKA.CO.ID,MOROWALI — Pemerintah Indonesia menemukan pencemaran dan pengrusakan lingkungan di kawasan industri pengolahan dan pemurnian nikel di Morowali, Sulawesi Tengah. Pelanggaran pengelolaan lingkungan ini ditemukan saat Menteri Lingkungan Hidup/Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (KLH/BPLH), Hanif Faisol Nurofiq, berkunjung ke Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP) di Bahodopi, Kabupaten Morowali, Sabtu (30/5/2025).

Hanif berkunjung ke beberapa titik, termasuk Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Bahomakmur, area terdampak banjir di PT Obsidian Stainless Steel (ONI) — perusahaan pengolah bijih nikel menjadi produk seperti nickel pig iron (NPI) dan stainless steel slab — serta unit smelter PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel (ITSS) yang mengolah nikel dan stainless steel, yang sebelumnya mengalami ledakan. Pemeriksaan lapangan mengungkap sejumlah praktik yang membahayakan lingkungan dan keselamatan warga sekitar.

“Ini bukan hanya soal pelanggaran administratif. Ini soal nyawa, soal masa depan lingkungan, dan soal tanggung jawab. Negara akan hadir lebih kuat dan lebih tegas,” kata Hanif seperti dikutip dalam pernyataannya, Sabtu (31/5/2025).

Di TPA Bahomakmur, ditemukan praktik open dumping yang berisiko mencemari tanah dan air. Di kawasan PT ONI, air banjir dialirkan langsung ke laut tanpa pengolahan limbah memadai. Aktivitas pembuangan slag nikel dan tailing di sejumlah titik juga dinilai tidak diawasi secara teknis, meningkatkan kekhawatiran akan pencemaran logam berat.

Sementara itu, PT ITSS tercatat memiliki 26 sumber emisi tak bergerak, namun hanya sebagian yang diawasi melalui sistem Continuous Emission Monitoring System (CEMS). Perusahaan ini juga menjadi sorotan setelah insiden ledakan tungku pada 24 Desember 2023 yang menewaskan 21 orang dan melukai puluhan lainnya.

Hanif menegaskan pentingnya tata kelola industri yang mengutamakan keselamatan manusia dan kelestarian lingkungan yang berkelanjutan. Ia menegaskan negara tidak akan membiarkan pengabaian regulasi lingkungan berlangsung terus-menerus.

“Negara tidak boleh lengah. Kami hadir untuk memastikan keselamatan lingkungan dan manusia menjadi prioritas. Tidak boleh lagi ada bencana akibat abainya tata kelola industri terhadap lingkungan,” kata Hanif.

Usai meninjau kawasan industri, Hanif berkunjung ke desa-desa terdampak banjir di Desa Labota, Kecamatan Bahodopi, yang terletak dekat wilayah operasi PT Walcin dan PT Kinriu. Dalam kunjungan tersebut, Hanif menyampaikan keprihatinan mendalam atas dampak lingkungan yang dirasakan langsung oleh masyarakat.

Hanif menegaskan akan memberikan teguran keras kepada perusahaan yang terbukti lalai dalam menjalankan tanggung jawab pengelolaan lingkungan secara benar.

“Jika industri tidak disiplin, maka rakyat yang menanggung akibatnya. Saya minta perusahaan-perusahaan yang beroperasi di kawasan ini untuk segera berbenah. Kami tidak akan ragu memberikan sanksi bagi yang melanggar,” tegas Hanif.

Pemerintah mengajak seluruh pelaku industri untuk lebih proaktif dalam menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang patuh dan berkelanjutan, tidak sekadar mengejar keuntungan. Kepada masyarakat, Menteri Hanif juga menghimbau untuk tidak segan melaporkan indikasi pencemaran atau aktivitas berisiko di sekitar lingkungan mereka agar proses mitigasi bencana dapat dilaksanakan secara terkendali.

“Kepatuhan terhadap lingkungan bukan hanya kewajiban hukum, tapi tanggung jawab moral kita bersama. Mari jaga bumi Morowali ini agar tetap layak dihuni dan lestari untuk generasi mendatang,” pungkas Hanif.

Read Entire Article
Politics | | | |