Nilai Transaksi Bursa Karbon Indonesia Tembus Rp 80 Miliar

4 hours ago 4

Layar menampilkan informasi pergerakan perdagangan karbon internasional pada awal pembukaan di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin (20/1/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejak diluncurkan pada September 2023 hingga April 2025, Bursa Karbon Indonesia (IDXCarbon) menunjukkan performa cukup menjanjikan dengan nilai transaksi hampir mencapai Rp80   dan volume 1,6 juta ton karbon dioksida ekuivalen (CO₂e). Menurut Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman, volume transaksi bahkan mencatat volume transaksi karbon yang delapan kali lebih besar dibandingkan Malaysia dan dua kali lipat lebih tinggi dari Jepang yang diluncurkan hampir bersamaan dengan IDXCarbon.

"Bursa karbon Indonesia cukup menarik sehingga kami sudah, bahkan mendapatkan permintaan dari pemilik-pemilik proyek dari luar Indonesia yang ingin mendaftarkan karbon kreditnya di IDXCarbon. Namun, fokus kami saat ini adalah membuka perdagangan unit karbon Indonesia kepada audiens internasional selebar-lebarnya," katanya di forum CarboNEX 2025 dalam sesi talkshow bertajuk Updates on Carbon Trading Implementation & MRA Selasa (22/4/2025).

Dikutip dari siaran pers Kementerian Lingkungan Hidup, dalam kesempatan itu Wakil Ketua MPR RI Eddy Soeparno, mengatakan bahaa untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen, Indonesia membutuhkan sokongan dari sektor-sektor baru yang memiliki potensi besar, salah satunya adalah ekonomi karbon. Untuk itu, pihaknya tengah menyusun regulasi guna memperkuat ekosistem pasar karbon.

“Kami sedang menggarap UU EBT, yang mengandung nilai ekonomi karbon dari Carbon Capture and Storage (CCS) dan pemanfaatan energi baru terbarukan. Setelah itu kita akan masuk revisi UU Migas yang mencakup aspek karbon yang bisa diperdagangkan seperti CCS,” jelasnya.

CarboNEX 2025 diselenggarakan oleh startup pengembang proyek karbon TruCarbon di Bursa Efek Indonesia. CEO TruCarbon Debby Reynata menyatakan tujuan utama dari CarboNEX adalah untuk mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, organisasi masyarakat, dan penyedia teknologi untuk semakin meramaikan perdagangan karbon serta meningkatkan kesadaran publik terhadap isu perubahan iklim.

“CarboNEX bukan sekadar acara hore, tetapi ajakan untuk bergerak bersama karena perubahan iklim adalah tantangan kolektif sehingga solusinya perlu kolaboratif,” kata Debby.

Read Entire Article
Politics | | | |