Pakar UMJ Ungkap Dampak Etanol terhadap Kinerja Mesin Kendaraan

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Belakangan ini, ramai diperbincangkan pemerintah Indonesia akan menerapkan kebijakan pencampuran etanol sebesar 10 persen (E10) ke dalam bahan bakar minyak (BBM) pada tahun mendatang. Langkah ini merupakan bagian dari upaya transisi energi menuju sumber energi terbarukan serta strategi untuk mengurangi ketergantungan terhadap impor bahan bakar fosil.

Kebijakan tersebut menimbulkan pertanyaan dari masyarakat, yaitu “Apakah campuran etanol dalam BBM nantinya akan berdampak terhadap kinerja dan ketahanan mesin kendaraan?”

Menanggapi hal tersebut, Ketua Program Studi Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta (FT UMJ) Ir. Sulis Yulianto, S.T., M.T., mengungkap etanol memiliki potensi besar untuk mendukung efisiensi dan kinerja mesin kendaraan jika digunakan dengan takaran yang sesuai dan mengikuti regulasi nilai oktan atau Research Octane Number (RON).

Apa itu etanol?

Etanol atau alkohol etil adalah senyawa organik dengan rumus kimia C₂H₅OH. Senyawa ini banyak ditemukan pada makhluk hidup seperti tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme. Etanol juga dapat diproduksi dari berbagai sumber biomassa seperti umbi-umbian dan biji-bijian, misalnya singkong, tebu, serta jagung, dsb.

“Etanol memiliki bau yang khas, berbentuk cairan tidak berwarna, dan mudah terbakar,” ujarnya.

Dalam dunia industri, etanol memiliki peran penting sebagai bahan dasar pembuatan obat-obatan, kosmetik, hingga pelarut kimia. Namun, dalam konteks otomotif, etanol dikenal sebagai bahan bakar alternatif yang dapat menggantikan sebagian fungsi bensin berbasis fosil.

Etanol dianggap lebih ramah lingkungan karena berasal dari sumber terbarukan serta mampu mengurangi emisi gas buang kendaraan. Sulis menuturkan, isu efek rumah kaca akibat peningkatan gas karbon dioksida (CO₂) menjadi salah satu tantangan global yang dapat ditekan melalui pemanfaatan etanol sebagai campuran bahan bakar.

Dia menjelaskan etanol memiliki nilai oktan yang cukup tinggi, yakni berada di kisaran RON 110 hingga 120, sedangkan bensin murni memiliki nilai RON sekitar 91 hingga 100. Nilai oktan yang tinggi ini membuat proses pembakaran dalam ruang mesin menjadi lebih sempurna, meningkatkan efisiensi energi, sekaligus menjaga mesin dari kerusakan akibat suhu dan tekanan berlebih.

Read Entire Article
Politics | | | |