REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA – Dosen Universitas Jenderal Achmad Yani Yogyakarta (Unjaya) melaksanakan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) dengan topik 'PKM Berbasis Mindfulness-Based Cognitive Program (MBCP) Untuk Menurunkan Parental Burnout dan Postpartum Blues Menuju Generasi Emas Pada Ibu Dengan Balita di Posyandu Aldeways Kelurahan Bener Yogyakarta.'
Program ini adalah bagian dari hibah yang diberikan oleh Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM), Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang), Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk tahun anggaran 2025.
Kegiatan ini dilaksanakan pada Kamis (10/6/2025) di Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) untuk anak usia di Bawah Lima Tahun (Balita) Aldeways, yang terletak di Kelurahan Bener, Kecamatan Tegalrejo, Kota Yogyakarta, sebagai mitra utama dalam pelaksanaan program ini.
Lokasi posyandu sangat strategis, berada di dekat Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Pembantu Bener sehingga memudahkan ibu-ibu dengan balita untuk mendapatkan layanan kesehatan.
Program PkM ini adalah hasil kolaborasi antara dosen Unjaya, yaitu Ika Fitria Ayuningtyas dari Program Studi (Prodi) Kebidanan D-3, Dr Ida Nursanti (Prodi Keperawatan S-1) dan Ferianto (Prodi Pendidikan Profesi Ners), dengan mitra kerja yaitu kader Posyandu Aldeways dan ibu dengan balita di kelurahan tersebut.
Ika Fitria Ayuningtyas menuturkan, program berbasis Mindfulness-Based Cognitive Program (MBCP) ini bertujuan untuk mengurangi parental burnout (kelelahan fisik pasca melahirkan ) dan postpartum blues/baby blues (ketidakstabilan emosional pasca melahirkan).
"Dua masalah psikologis yang sering terjadi pada ibu setelah melahirkan yang dapat menurunkan kualitas hidup ibu dengan balita," ujarnya.
Pendekatan metode MBCP bertujuan untuk meningkatkan kesadaran diri, penerimaan diri dan menumbuhkan kualitas hidup yang lebih baik bagi ibu dengan balita.
"Melalui MBCP, diharapkan dapat menurunkan tingkat stres, kecemasan dan depresi pada ibu dengan balita serta meningkatkan kualitas pengasuhan anak dan memperkuat komunikasi dalam keluarga," ungkapnya.
Pelaksanaan program PkM ini terdiri dari lima kegiatan utama yang akan dilakukan untuk mendukung keberhasilan program, yaitu pertama, melengkapi sarana dan prasarana kegiatan pelatihan MBCP, termasuk menyiapkan ruang pelatihan dan pendampingan yang sesuai untuk ibu dengan balita. Kedua, pmbuatan buku panduan pelatihan MBCP yang berfungsi sebagai referensi bagi ibu dengan balita untuk mempraktikkan teknik MBCP dalam kehidupan sehari-hari.
Ketiga, pelatihan MBCP bagi ibu dengan balita, yang berfokus pada teknik-teknik untuk mengelola stres dan kecemasan pasca melahirkan. Keempat, pendampingan implementasi MBCP kepada ibu dengan balita, yang bertujuan untuk memastikan bahwa teknik yang diajarkan diterapkan secara konsisten. Kelima, pikoedukasi, yaitu memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesejahteraan mental bagi ibu dan dampaknya pada pengasuhan anak.
Kegiatan ini diharapkan dapat berlanjut setiap tahun, dengan evaluasi tahunan untuk menilai efektivitasnya.
Ika menyampaikan, evaluasi akan dilakukan untuk meningkatkan pelaksanaan pelatihan dan pendampingan, serta menyesuaikan metode, manajemen dan strategi pelaksanaan agar lebih efektif.
Pelatihan ini juga direncanakan untuk terus memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi ibu dengan balita dan kader posyandu yang terlibat.
"Program ini memberikan manfaat langsung bagi ibu dengan balita serta kader posyandu yang terlibat dalam program pelatihan dan pendampingan," ujarnya.
Lebih lanjut, Ika menjelaskan lima manfaat yang diharapkan dari kegiatan ini, antara lain peningkatan pengetahuan komunikasi efektif bagi ibu dengan balita dan kader posyandu, yang dapat digunakan untuk meningkatkan interaksi antara ibu dan anak, serta memperkaya praktik komunikasi saat melakukan kegiatan posyandu, peningkatan keterampilan komunikasi yang dapat diterapkan oleh kader posyandu saat memberikan edukasi kepada ibu dengan balita, pengetahuan kolektif tentang pola asuh anak, yang dapat digunakan untuk mengurangi angka stunting dan mendukung tumbuh kembang anak, regenerasi kader posyandu yang mampu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada ibu dengan balita serta mengedukasi calon ibu mengenai pengasuhan yang baik, dan peningkatan sarana dan prasarana pelatihan, yang akan membantu program pelatihan dan pendampingan lebih efektif di masa mendatang.
Menurut Ika, keberlanjutan program ini sangat penting untuk menciptakan generasi emas 2045 yang sehat, cerdas dan memiliki kualitas hidup yang lebih baik.
Pendampingan ini bertujuan untuk menurunkan angka stunting dan meningkatkan kesejahteraan ibu dengan balita serta memberikan contoh bagi posyandu lain untuk mengadopsi metode MBCP dalam program kesehatan mereka.
"Dengan adanya evaluasi tahunan dan pelatihan berkelanjutan, diharapkan Posyandu Aldeways menjadi model yang dapat diikuti oleh posyandu di seluruh Indonesia," ucapnya.
Caption Foto:
Ibu-ibu di Posyandu Aldeways mengikuti sesi pelatihan MBCP untuk mengurangi stres dan meningkatkan kesejahteraan mental pasca melahirkan
Deskripsi Berita:
Dosen Unjaya melaksanakan program PkM dengan pendekatan MBCP untuk membantu ibu dengan balita mengatasi parental burnout dan postpartum blues. Program ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan mental ibu dengan memberikan pelatihan, psikoedukasi, dan pendampingan yang berkelanjutan. Kegiatan ini dilaksanakan di Posyandu Aldeways, Kelurahan Bener, Yogyakarta, sebagai bagian dari upaya mendukung generasi emas 2045 dengan menciptakan masyarakat yang lebih sehat secara fisik dan mental.
DIY, Yogyakarta, Unjaya, PkM, MBCP, Posyandu, Puskesmas, Parental Burnout, Postpartum Blues,