Pasukan Suriah Mundur Selepas Damaskus Diserang Israel

12 hours ago 8

REPUBLIKA.CO.ID, DAMASKUS – Pasukan Suriah dilaporkan mundur dari wilayah Sweida dan menyepakati gencatan senjata dengan kelompok Druze di sana. Ini setelah tentara Israel menyerang  markas besar militer Suriah di Damaskus dan sebuah “target militer” di dekat istana kepresidenan kemarin. 

Militer Israel menyatakan terus memantau perkembangan dan tindakan rezim terhadap warga sipil Druze di Suriah selatan. “Sesuai dengan arahan dari eselon politik, [militer] melakukan serangan di daerah tersebut dan tetap siap untuk berbagai skenario," tulisnya di Telegram.

Kementerian Kesehatan Suriah mengatakan jumlah korban tewas dalam serangan Israel di ibukota setidaknya tiga orang. Sedikitnya 34 orang lainnya terluka.

Aljazirah melansir, pemerintah Suriah sebelumnya mengumumkan gencatan senjata baru di Sweida setelah bentrokan-bentrokan yang menurut pemantau perang telah menewaskan lebih dari 300 orang sejak Ahad.

Tentara Suriah juga “telah mulai menarik diri dari kota Sweida sebagai implementasi dari ketentuan-ketentuan perjanjian yang telah disepakati, setelah berakhirnya penyisiran terhadap kelompok-kelompok pemberontak di kota tersebut”, sebuah pernyataan Kementerian Pertahanan mengatakan.

Pernyataan tersebut tidak menyebutkan adanya penarikan pasukan keamanan pemerintah lainnya, yang dikerahkan ke kota tersebut pada Selasa setelah pertempuran mematikan selama berhari-hari antara pejuang Druze dan suku-suku Badui setempat.

Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Marco Rubio mengatakan bahwa berbagai pihak yang bertempur di Suriah telah menyepakati langkah-langkah spesifik untuk mengakhiri bentrokan di sana.

"Kami telah melibatkan semua pihak yang terlibat dalam bentrokan di Suriah. Kami telah menyepakati langkah-langkah spesifik yang akan mengakhiri situasi yang meresahkan dan mengerikan ini malam ini," ujar Rubio pada X.

“Ini akan mengharuskan semua pihak untuk memenuhi komitmen yang telah mereka buat dan inilah yang kami harapkan sepenuhnya.”

Para saksi mata melaporkan bahwa pasukan pemerintah bergabung dengan suku Badui dalam menyerang para pejuang Druze dan warga sipil dalam sebuah serangan berdarah di seluruh kota.

Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Tammy Bruce menyampaikan komentar tersebut setelah bentrokan antara pasukan pemerintah Suriah dan pejuang Druze kembali terjadi di kota Sweida, beberapa jam setelah kesepakatan gencatan senjata.

“Kami menyerukan kepada pemerintah Suriah untuk menarik mundur pasukan mereka agar semua pihak dapat meredakan ketegangan,” kata Bruce dalam sebuah wawancara di Fox News.

Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan Israel di Damaskus dan Suwayda dengan “sangat keras”, dimana serangan udara tersebut menewaskan tiga orang dan melukai 34 lainnya.

"Serangan tersebut merupakan bagian dari kebijakan sistematis Israel untuk memicu ketegangan dan kekacauan serta merusak keamanan di Suriah. Agresi Israel merupakan pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB dan hukum kemanusiaan internasional," kata sebuah pernyataan kementerian.

Suriah menganggap Israel bertanggung jawab atas eskalasi tersebut dan menyatakan “haknya untuk membela tanah dan rakyatnya melalui hukum internasional”. Suriah menyerukan kepada masyarakat internasional dan Dewan Keamanan PBB untuk mengambil “tindakan segera” terhadap agresi Israel yang terus berulang.

Read Entire Article
Politics | | | |