Wamenlu RI menilai peluang damai di Libya kian terbuka.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA, – Wakil Menteri Luar Negeri (Wamenlu) RI, Anis Matta, menilai situasi di Libya menunjukkan perbaikan signifikan. Hal ini membuka peluang rekonsiliasi antar pihak bertikai untuk membangun pemerintahan bersama dengan dukungan komunitas internasional. Penilaian ini disampaikan menyusul kunjungannya ke Libya pada awal Oktober 2025, yang menandai pengaktifan kembali hubungan bilateral antara Indonesia dan Libya.
Menurut Anis Matta, hubungan bilateral yang kembali aktif tercermin dari kunjungan balasan Wakil Menteri Luar Negeri Libya ke Indonesia dalam waktu singkat, hanya tiga bulan setelah kunjungan dirinya ke Libya. Usai Sidang Komisi Bersama Indonesia-Libya di Jakarta, kedua negara menandatangani perjanjian bebas visa diplomatik serta kerja sama antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) dan Libya.
Potensi perdagangan antara kedua negara dianggap besar oleh Anis Matta, meski nilai perdagangan saat ini masih relatif kecil, sekitar 100 juta dolar AS (kurang lebih Rp1,6 triliun). Oleh karena itu, kedua pihak sepakat untuk mendorong peningkatan perdagangan dan investasi. Anis Matta juga menyebut bahwa turis Libya yang mengunjungi Indonesia mencapai lima ribu orang per tahun.
Di bidang pendidikan, Indonesia menawarkan 250 beasiswa bagi mahasiswa Libya, menjadikan Libya sebagai salah satu prioritas penerima beasiswa. Saat ini, sekitar seribu mahasiswa Libya telah menyelesaikan pendidikan di Indonesia, sementara sekitar 200 mahasiswa Indonesia menempuh pendidikan di Libya.
Anis Matta menilai bahwa Indonesia dapat berperan dalam mendorong dukungan internasional agar masyarakat Libya menemukan jalan damai secara mandiri. Ia berharap proses rekonsiliasi dan pembentukan pemerintahan bersama adalah inisiatif yang sepenuhnya milik Libya, dengan dukungan dari komunitas internasional.
Sementara itu, Anis Matta juga menyinggung rapat kabinet di Istana Kepresidenan yang membahas evaluasi penanganan bencana di Sumatera. Sejumlah negara telah menghubungi Indonesia untuk menawarkan bantuan. Presiden Prabowo menyampaikan terima kasih atas tawaran tersebut, namun menekankan bahwa Indonesia masih bisa menyelesaikan masalah ini secara mandiri.
Konten ini diolah dengan bantuan AI.
sumber : antara

9 hours ago
8













































