REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk atau BNI telah menyalurkan pembiayaan hijau senilai Rp74 triliun, dengan pertumbuhan lebih dari 20 persen selama empat tahun terakhir. Selain itu, penyaluran Sustainability Linked Loan (SLL) berhasil mencapai 352 juta dolar AS atau Rp5,74 triliun. Direktur Risk Management BNI David Pirzada menyatakan BNI terus memperkuat peran sebagai institusi keuangan yang adaptif dan berdaya saing global.
“Hal ini terlihat dari peningkatan peringkat ESG (Environmental, Social, and Governance) MSCI dari BBB menjadi A yang mencerminkan integrasi keberlanjutan dalam strategi bisnis,” ujar David, Jumat (25/7/2025).
Sebagai bagian dari komitmen terhadap prinsip keberlanjutan, BNI menargetkan pencapaian Net Zero Emission (NZE) operasional pada tahun 2028 dan NZE pembiayaan pada 2060. BNI juga terus mendorong para debitur untuk mengadopsi praktik ESG.
Pada semester I 2025, BNI membukukan laba bersih sebesar Rp10,1 triliun. Momentum pertumbuhan dana murah (CASA), diperkuat oleh konsistensi transformasi digital, menjadi fondasi dalam memperbesar kapasitas ekspansi kredit dan pertumbuhan bisnis perseroan.
Dari sisi intermediasi, penyaluran kredit BNI tumbuh 7,1 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp778,7 triliun pada akhir semester I-2025.
Kredit korporasi tumbuh 10,4 persen (yoy) menjadi Rp435,8 triliun, segmen konsumer mencatat pertumbuhan 10,7 persen (yoy) menjadi Rp147,0 triliun, segmen kecil UMKM non-KUR tumbuh 9,2 persen (yoy) menjadi Rp44,4 triliun, dan segmen komersial tumbuh 5,5 persen (yoy).
Sebagai hasil dari akselerasi kredit pada segmen berisiko rendah, kualitas aset BNI terus membaik yang tecermin pada rasio NPL membaik ke 1,9 persen.
Loan at Risk (LAR) juga membaik menjadi 11 persen, sehingga Cost of Credit (CoC) dapat dijaga di level 1 persen.
Sementara dana pihak ketiga (DPK) BNI tumbuh sebesar 16,5 persen (yoy) menjadi Rp900 triliun, didominasi oleh peningkatan dana murah (CASA) yang tumbuh 18,7 persen (yoy) menjadi Rp647,6 triliun.
Loan to Deposit Ratio (LDR) berada di 86,2 persen, sementara Loan to Cash Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) masing-masing mencapai 144,2 persen dan 143,0 persen.
Capital Adequacy Ratio (CAR) meningkat menjadi 21,1 persen, memperkuat kapasitas ekspansi.
“Dengan struktur likuiditas yang solid, transformasi digital yang agresif dan komitmen keberlanjutan yang terintegrasi, BNI siap mempercepat pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan di semester berikutnya,” tutur David.
sumber : Antara