REPUBLIKA.CO.ID, PRAYAGRAJ -- Sebuah video viral dianggap meresahkan dari Prayagraj di Negara Bagian Uttar Pradesh, India, yang memperlihatkan beberapa orang menginjak poster bendera Pakistan dan lainnya poster bertuliskan Kalimatullah (la ilaha Illallah Muhammadur Rasulullah). Video yang juga disiarkan The Observer Post tersebut telah memicu kemarahan di komunitas Muslim dunia.
Video itu merekam poster yang sengaja dipasang di jalan yang ramai di kota yang sebelumnya bernama Allahabad tersebut. Tindakan yang tidak senonoh tersebut, yang terekam dalam video, dikutuk secara luas sebagai upaya untuk memicu ketidakharmonisan komunal.
Insiden tersebut terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara India dan Pakistan, menyusul serangan teror yang membuat 28 warga di Pahalgam, Kashmir, tewas. India pun meluncurkan Operasi Sindoor yang menargetkan tempat persembunyian militan di Pakistan.
Di tengah perang, tindakan sebagian masyarakat India tersebut tampaknya merupakan upaya yang disengaja untuk memprovokasi komunitas Muslim dan mengganggu kedamaian sosial di daerah tersebut. Video tersebut, yang muncul di berbagai platform media sosial, memperlihatkan beberapa pria berjalan di atas bendera Arab Saudi yang tercetak pada sebuah poster.
Di samping bendera tersebut terdapat pernyataan iman Islam — "La ilaha illallah, Muhammadur Rasulullah", yang dianggap sebagai salah satu frasa paling suci dalam Islam. Tindakan sengaja menginjak Kalimatullah, yang difilmkan dan dibagikan ke publik, telah menuai kritik keras dari berbagai pihak, terutama dari para pemimpin Muslim dan kelompok masyarakat sipil.
"Ini bukan sekadar penghinaan terhadap Islam, tetapi provokasi yang disengaja yang dimaksudkan untuk menyakiti perasaan umat Islam," kata Maulana Rashid Qasmi, seorang ulama senior dari Prayagraj dikutip dari Clarionindia.net, Jumat (9/5/2025). "Mereka yang bertanggung jawab harus segera ditangkap. Kami menginginkan perdamaian, tetapi jika tindakan seperti itu dibiarkan begitu saja, itu dapat mengakibatkan konsekuensi serius."
Warga Prayagraj menyuarakan sentimen serupa. Mohammad Irfan, seorang pemilik toko di daerah tempat poster itu ditemukan, mengatakan, "Saya belum pernah melihat kebencian seperti itu. Kami selalu hidup rukun di sini. Tetapi sekarang rasanya seperti seseorang mencoba membakar lingkungan kami dengan tipu daya murahan seperti itu."
Beberapa organisasi Muslim menuduh, insiden itu bukanlah insiden yang terisolasi, tetapi bagian dari pola yang lebih besar yang ditujukan untuk menargetkan umat Islam dan menguji kesabaran mereka. Warga Muslim di Prayagraj mengatakan, tindakan seperti itu sering kali dilakukan di sekitar acara politik atau agama besar untuk mengalihkan perhatian publik dan menciptakan suasana ketakutan dan perpecahan.