Rekrutmen Tanpa Batas Usia, Apindo Dukung Tapi Minta Kebijakan Komprehensif

1 day ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menegaskan dunia usaha siap mematuhi kebijakan pemerintah terkait penghapusan batas usia dalam proses rekrutmen kerja. Meski demikian, ia menekankan syarat usia dalam lowongan pekerjaan selama ini bukanlah bentuk diskriminasi.

Shinta menjelaskan Apindo memahami terbitnya Surat Edaran Menteri Ketenagakerjaan Nomor M/6/HK.04/V/2025 sebagai bagian dari komitmen pemerintah untuk mendorong praktik rekrutmen yang lebih inklusif dan bebas diskriminasi.

“Dunia usaha tentu menghormati dan mendukung semangat nondiskriminasi ini sebagai bagian dari pembangunan pasar kerja yang adil dan berkelanjutan,” ujar Shinta kepada Republika, Jumat (30/5/2025).

Ia menyampaikan bahwa dalam praktiknya, batas usia lebih merupakan mekanisme penyaringan awal, khususnya dalam menghadapi jumlah pelamar yang sangat besar dan keterbatasan sumber daya rekrutmen di banyak perusahaan. Selain itu, penyesuaian usia kerap kali berkaitan langsung dengan karakteristik teknis dan beban kerja pada posisi tertentu.

“Perlu dipahami bahwa syarat usia bukan untuk mendiskriminasi, tetapi demi efisiensi proses rekrutmen,” tegasnya.

Meski mendukung kebijakan tersebut, Shinta berharap implementasinya disertai pedoman teknis yang jelas dan aplikatif. Ia menekankan pentingnya sosialisasi masif serta dialog teknis terbuka agar dunia usaha memahami batasan yang diatur.

Apindo juga mencermati bahwa SE memberikan ruang pengecualian berdasarkan kepentingan khusus. Dalam poin 3 SE disebutkan, persyaratan usia tetap dapat diterapkan untuk jenis pekerjaan dengan karakteristik tertentu, selama tidak mengurangi kesempatan kerja secara umum.

“Dunia usaha berharap pedoman pelaksanaannya dapat dirumuskan dengan jelas agar tidak terjadi kesalahpahaman di lapangan,” ujarnya.

Lebih lanjut, Shinta menilai bahwa tantangan utama di pasar kerja Indonesia bukan hanya seleksi administratif, tetapi ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dan kemampuan pasar kerja dalam menyerapnya. Ia mencatat, setiap tahun terdapat tambahan sekitar 2–3 juta angkatan kerja, sementara serapan pasar terus menghadapi tekanan.

“Diskusi tidak boleh berhenti pada aspek usia saja. Penciptaan lapangan kerja dan peningkatan keterampilan melalui reskilling dan upskilling harus jadi perhatian utama,” ujar Shinta.

Ia menegaskan, investasi terbaik adalah investasi pada manusia. Apindo, kata dia, berkomitmen membangun ekosistem ketenagakerjaan yang inklusif, sehat, dan produktif. Namun, keberhasilan transformasi ini memerlukan orkestrasi lintas sektor-mulai dari pendidikan, kebijakan industri, hingga regulasi ketenagakerjaan.

Read Entire Article
Politics | | | |