Riset: Ini Lima Fenomena Bukti Cinta Warga kepada Guru Sekumpul

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekaguman terhadap KH Muhammad Zaini bin Abdul Ghani, atau yang akrab disapa Guru Sekumpul, bukanlah sekadar penghormatan biasa kepada seorang ulama, melainkan sebuah getaran cinta yang merasuk hingga ke relung hati terdalam jutaan orang.

Bagi para pecintanya, sosok beliau adalah personifikasi dari kelembutan akhlak yang sangat langka di zaman modern ini. Aura kewibawaan yang terpancar dari wajahnya yang teduh seringkali dianggap mampu menghadirkan ketenangan batin seketika, bahkan hanya dengan memandang potretnya atau mendengar rekaman suaranya yang khas.

Kedalaman ilmu agama yang beliau miliki berpadu sempurna dengan adab yang sangat tinggi, menciptakan profil ulama yang sangat disegani namun tetap mudah dicintai. Banyak orang mengagumi cara beliau menyampaikan dakwah yang tidak pernah memojokkan, melainkan selalu merangkul dengan narasi kasih sayang.

Keteguhan beliau dalam menjaga kemurnian syariat tanpa kehilangan sisi kemanusiaan menjadikan beliau sebagai kompas moral yang diikuti oleh lintas generasi, dari orang-orang tua hingga anak muda yang merindukan bimbingan ruhani.

Salah satu titik puncak kekaguman masyarakat terletak pada kecintaan beliau yang luar biasa kepada Rasulullah SAW, yang secara konsisten beliau tularkan melalui syiar selawat. Beliau berhasil menjadikan puji-pujian kepada Nabi sebagai gaya hidup masyarakat Banjar, yang kemudian meluas ke seluruh Nusantara.

Getaran suara beliau saat melantunkan syair-syair Maulid Simthuddurrar dianggap memiliki daya magis spiritual yang mampu menyatukan jutaan jiwa dalam satu frekuensi kerinduan yang sama kepada sang pencipta dan utusan-Nya.

Kedermawanan beliau juga menjadi buah bibir yang menambah lapisan kekaguman publik. Guru Sekumpul dikenal sebagai ulama yang sangat ringan tangan dalam membantu sesama, namun selalu berusaha menyembunyikan amal kebaikannya dari hiruk-pikuk pujian.

Ketulusan dalam memberi tanpa mengharap imbalan ini membangun kepercayaan publik yang begitu kokoh, sehingga masyarakat tidak ragu untuk menjadikan beliau sebagai teladan hidup dalam bermuamalah dan menebar manfaat bagi lingkungan sekitar.

Kekaguman ini kian menebal ketika melihat bagaimana beliau membangun pusat dakwah di Sekumpul dari nol hingga menjadi episentrum spiritualitas yang megah namun tetap inklusif. Musala Ar-Raudhah menjadi saksi bisu bagaimana ribuan orang datang dari berbagai daerah setiap minggunya hanya untuk sekadar bertatap muka atau mendengarkan petuah beliau.

sumber : Antara

Read Entire Article
Politics | | | |