Saint Lucia Belajar Olah Kelapa di Indonesia untuk Ciptakan Wirausaha Baru

3 hours ago 3

BISNISTIME.COM, Indonesia terus memperkuat kerja sama internasionalnya, salah satunya dengan Saint Lucia, negara di kawasan Karibia, dalam mengembangkan sektor industri agro. Kerja sama ini bertujuan menciptakan wirausaha baru di sektor pengolahan kelapa, yang juga mencakup pelatihan kompetensi bagi sumber daya manusia (SDM).

Sejak 1994, hubungan diplomatik antara kedua negara berjalan baik melalui kerja sama bilateral dan multilateral. Salah satu contoh nyata adalah pelatihan diversifikasi pengolahan kelapa, yang diselenggarakan oleh Kementerian Perindustrian Indonesia (Kemenperin) melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Industri (BPSDMI). Pelatihan ini, yang diadakan di Politeknik ATI Padang, bertujuan untuk meningkatkan kapasitas pengolahan produk kelapa di negara-negara Kawasan Karibia.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi kerja sama ini, mengingat industri agro yang memiliki kontribusi signifikan terhadap perekonomian Indonesia. "Di tengah dampak ekonomi global, sektor agro Indonesia tetap menunjukkan hasil positif, dengan ekspor yang mencapai USD67,08 miliar pada tahun 2024," ujarnya.

Menperin juga menambahkan, pentingnya peningkatan kerja sama internasional dan investasi untuk memperkuat sektor agro nasional, yang telah berhasil menyerap 9,37 juta tenaga kerja di tahun 2024. Salah satu upaya konkret adalah mendukung pengembangan wirausaha baru di sektor kelapa, sebuah komoditas yang memiliki potensi besar di Saint Lucia.

Pada 15 Mei 2024, Kepala BPSDMI Masrokhan menerima kunjungan dari Duta Besar Saint Lucia untuk Indonesia, Menissa Rambally, untuk membahas kelanjutan kerja sama di sektor agro. Pelatihan yang diselenggarakan pada 2023 dan 2024 ini juga mencakup negara lain dari kawasan Karibia, dengan tujuan untuk menghasilkan wirausaha di sektor pengolahan kelapa. Sebanyak 19 peserta mengikuti pelatihan, dua di antaranya berasal dari Saint Lucia.

Sebagai tindak lanjut, BPSDMI berencana mengembangkan inkubator bisnis untuk produk kelapa di kawasan Karibia. Pada Juni 2025, BPSDMI akan melakukan feasibility study untuk memetakan kebutuhan pendampingan negara-negara seperti Saint Lucia dan Guyana dalam mendirikan inkubator bisnis berbasis produk kelapa.

“Kelapa adalah komoditas yang sangat potensial bagi negara-negara tersebut. Kami berharap inkubator bisnis ini dapat mempercepat proses pengolahan kelapa yang lebih efisien dan ramah lingkungan,” ujar Masrokhan.

Tak hanya sebatas inkubator bisnis, BPSDMI juga merencanakan pembangunan mini plant pengolahan kelapa di Saint Lucia dengan dukungan dari PBB melalui FAO (Food and Agriculture Organization). Langkah ini diharapkan dapat membuka lebih banyak peluang bagi wiraswasta lokal.

Duta Besar Menissa Rambally menyampaikan bahwa kelapa memiliki nilai ekonomi yang besar, namun industri kelapa di Saint Lucia masih menghadapi tantangan. "Melalui kerja sama ini, kami berharap dapat membangun kembali industri kelapa, dan mengembangkan manfaat kelapa lebih luas," ujarnya.

Saint Lucia juga berkomitmen untuk memperluas investasi di sektor agro, khususnya bagi wiraswasta muda. Menurut Menissa, kerja sama dengan Kemenperin sangat mendukung upaya pemerintah dalam mengajak lebih banyak pelaku usaha muda terlibat di sektor industri.

Pada bulan Mei 2024, BPSDMI melalui Politeknik ATI Padang juga menyelenggarakan pelatihan pengolahan mangga dan pisang untuk negara-negara di kawasan Karibia, dengan 275 peserta dari sektor industri. Pelatihan ini semakin memperkuat hubungan kerja sama yang erat antara Indonesia dan negara-negara di kawasan Karibia.

Dengan potensi kerja sama yang semakin luas, Indonesia dan Saint Lucia berharap dapat terus mempererat hubungan dan melaksanakan pelatihan serta program kolaborasi lainnya guna mempercepat pengembangan sektor agro di kedua negara

Read Entire Article
Politics | | | |