Citra satelit dari Planet Labs PBC ini menunjukkan situs pengayaan nuklir Natanz di Iran setelah serangan Israel pada Sabtu, 14 Juni 2025.
REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN— Ketika ketegangan di Timur Tengah meningkat, dunia menyaksikan salah satu serangan paling kontroversial dalam beberapa dekade terakhir yaitu serangan terkonsentrasi Amerika Serikat terhadap fasilitas program nuklir Iran.
Sementara kalangan politik dan media dengan cepat berbicara tentang akhir dari ambisi nuklir Iran, pembacaan strategis yang lebih dalam, didukung oleh penilaian para ahli dan ilmuwan terkemuka, menunjukkan gambaran yang berbeda.
Citra satelit, yang dianalisis oleh perusahaan khusus, menunjukkan pergerakan kendaraan yang tidak normal di sekitar situs nuklir Fordow Iran sebelum serangan, demikian dilaporkan Washington Post, mengutip citra Maxar.
Setelah serangan itu, gambar-gambar menunjukkan kerusakan dangkal, tetapi belum ada konfirmasi yang meyakinkan bahwa benteng pertahanan yang dalam di situs tersebut telah ditembus atau bahwa bangunan bawah tanah telah runtuh.
Pola ini menunjukkan bahwa serangan tersebut mungkin telah menargetkan infrastruktur permukaan situs tanpa sepenuhnya menghancurkan fasilitas yang dibentengi.
Pernyataan resmi ambiguitas dan konflik
Pernyataan resmi sangat bervariasi mengenai tingkat kerusakan yang disebabkan oleh "serangan" tersebut. Dari Gedung Putih, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa serangan tersebut sepenuhnya berhasil.
BACA JUGA: Rudal Iran dengan Hulu Ledak Lebih dari 1 Ton Bikin Israel Tercengang, Militer Lakukan Investigasi
Salah satu bom yang digunakan telah disingkirkan, dengan mengutip informasi awal dari Pentagon. Pernyataan ini menunjukkan bahwa operasi tersebut sangat efektif.
Sebaliknya, seorang pejabat Iran dari Provinsi Qom, tempat Fordo berada, membantah adanya kerusakan serius dan menekankan bahwa situs tersebut tidak mengalami kerusakan serius.