Setop Kekerasan di Sekolah, Anak Didorong Berani Speak Up

5 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah Provinsi DKI Jakarta melalui Dinas Pemberdayaan, Perlindungan Anak, dan Pengendalian Penduduk (PPAPP) mengimbau anak-anak agar memiliki keberanian untuk mencegah dan melawan segala bentuk kekerasan, khususnya di lingkungan sekolah. Kepala Dinas PPAPP DKI Jakarta, Iin Mutmainnah, menyatakan pentingnya sikap proaktif ini.

"Memang rata-rata kejadian awalnya adalah keberanian untuk speak up (angkat bicara) dulu. Jadi, kami mengimbau dan mengajak kepada seluruh pihak di lingkungan sekolah untuk melapor sejak dini,” ujar Iin pada Senin (14/7/2025).

Imbauan ini datang di tengah kenyataan bahwa kasus kekerasan pada anak masih kerap terjadi di ibu kota, meskipun upaya sosialisasi terus digalakkan. Data dari Unit Pelaksana Teknis Perlindungan Perempuan dan Anak (UPT PPPA) DKI Jakarta menunjukkan urgensi permasalahan ini. Hingga Juli 2025, tercatat sudah 1.113 kasus kekerasan terhadap anak yang ditangani, mengikuti total 2.041 kasus sepanjang 2024. Angka-angka ini menjadi sorotan serius dan bahan evaluasi berkelanjutan bagi Iin beserta jajarannya.

Menurut dia, Dinas PPAPP bertekad untuk terus intensif melakukan sosialisasi, terutama kepada anak-anak, guna membekali mereka dengan pengetahuan dan keberanian untuk melindungi diri. Berbagai bentuk kekerasan yang sering menimpa anak-anak atau siswa-siswi, seperti body shaming (celaan fisik) dan mental hurt (sakit hati), menjadi fokus edukasi. "Kita perlu pastikan mereka mendapat edukasi dulu, setelah edukasi, dimotivasi, implementasinya adalah bersama-sama,” ujar Iin.

Selain anak-anak, peran guru dan terutama orang tua siswa juga sangat krusial dalam upaya pencegahan kekerasan ini. Iin mengatakan keluarga adalah sekolah utama bagi anak. Oleh karena itu, lingkungan rumah tangga harus menjadi tempat yang aman, bukan justru sumber belajar kekerasan.

“Orang tua siswa juga harus peduli karena sekolah yang utama itu ada di keluarga. Ketika orang tua peduli dan mendidik anak-anak dengan baik, Insyaa Allah berada dimana pun, mereka akan baik,” ujarnya.

Dalam upaya menghindarkan diri dari kekerasan, Iin mengimbau anak-anak untuk bijak dalam menggunakan media sosial serta senantiasa memperhatikan lingkungan internal dan eksternal mereka. Membangun kebersamaan dan solidaritas dinilai juga menjadi kunci agar seluruh pihak dapat saling bahu-membahu mencegah terjadinya kekerasan. Harapannya, anak-anak dapat tumbuh menjadi agent of change atau agen perubahan.

“Kita inginkan anak-anak kita, siswa-siswa ini menjadi agent of change (agen perubahan). Ketika mereka keluar dari sekolah atau di luar pintu gerbang, mereka juga adalah anggota masyarakat yang bisa menjadi pelopor bagi masyarakat di lingkungannya,” ujar Iin.

Read Entire Article
Politics | | | |