Simbol Gajah Parpol, Mulanya Terkait Isu Presiden Tiga Periode di AS

5 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Penggunaan hewan gajah sebagai simbol Partai Solidaritas Indonesia (PSI) memicu banyak pertanyaan. PSI bukan parpol pertama di dunia yang menggunakan gajah sebagai simbol, begini sejarahnya.

Penggunaan gajah dalam perpolitikan bermula pada abad ke-19 di Amerika Serikat. Kala itu, Partai Republik dibentuk pada tahun 1854 dan enam tahun kemudian Abraham Lincoln menjadi anggota pertama yang terpilih ke Gedung Putih. Gambar gajah ditampilkan sebagai simbol Partai

Republik dalam setidaknya satu kartun politik dan ilustrasi surat kabar selama Perang Saudara (ketika “melihat gajah” adalah ungkapan yang digunakan oleh para prajurit untuk menggambarkan pengalaman bertempur).

Hamun, hewan itu tidak mulai digunakan sebagai simbol GOP alias Partai Tua Besar, julukan Republik, hingga Thomas Nast, yang dianggap sebagai bapak kartun politik modern, menggunakannya dalam kartun Harper's Weekly pada tahun 1874. 

CNN mencatat bahwa Kartun berjudul “Third Term Panic,” alias “Kepanikan Tiga Periode sering dikreditkan dengan mempopulerkan gajah sebagai simbol Partai Republik. Pada bulan-bulan menjelang pemilu sela, koran New York Herald, yang saat itu mendukung beberapa kandidat dari Partai Demokrat, menyebarkan rumor bahwa Presiden Ulysses Grant, seorang anggota Partai Republik, mempertimbangkan untuk mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga pada 1876. Hal itu tidak ilegal pada masa sebelum Amandemen ke-22, namun sangat tidak populer.

Berjudul “Kepanikan Masa Jabatan Ketiga,” gambar Nast mengejek New York Herald, yang telah mengkritik upaya Presiden Ulysses Grant yang diisukan akan mencalonkan diri untuk masa jabatan ketiga, dan menggambarkan berbagai kelompok kepentingan sebagai binatang, termasuk seekor gajah yang diberi label “suara Partai Republik,” yang ditampilkan berdiri di tepi lubang. 

Nast, seorang pendukung Partai Republik yang bangga, menggambar Herald sebagai keledai yang dibungkus kulit singa, menakut-nakuti hewan-hewan lain dengan cerita-cerita liar tentang kediktatoran Grant. Di antara hewan-hewan ini terdapat seekor gajah besar yang diberi label “Suara Partai Republik”, yang terlihat seperti akan jatuh dari tebing.

Nast menggunakan gajah untuk mewakili Partai Republik dalam kartun-kartun lainnya selama tahun 1870-an, dan pada tahun 1880, kartunis lain menggunakan makhluk tersebut untuk melambangkan partai. Sementara Nast juga menggunakan gambar keledai untuk menggambarkan Partai Demokrat. 

Read Entire Article
Politics | | | |