Studi Ungkap Perubahan Iklim Bisa Bangkitkan Ratusan Gunung Berapi

4 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, PRAHA — Perubahan iklim bukan hanya mengancam permukaan bumi, tapi juga bisa membangkitkan ratusan gunung berapi di seluruh dunia. Temuan ini dipaparkan dalam Konferensi Goldschmidt 2025 di Praha, berdasarkan studi terbaru yang menunjukkan hubungan antara mencairnya es akibat pemanasan global dan meningkatnya potensi letusan gunung api.

Pemodelan geologi dalam studi tersebut menunjukkan bahwa hilangnya massa es dari permukaan bumi mengurangi tekanan pada kerak di bawah gletser. Kondisi ini berpotensi mengganggu kestabilan sistem magma dan mendorong terjadinya aktivitas vulkanik.

“Meskipun tidak langsung, percepatan pencairan es akibat perubahan iklim menciptakan kondisi yang mendukung erupsi dalam jangka panjang,” kata Pablo Moreno-Yaeger, ahli vulkanologi dari Universitas Wisconsin-Madison yang mempresentasikan penelitian ini, dikutip dari Science Alert, Jumat (11/7/2025).

Salah satu wilayah yang menjadi perhatian utama para ilmuwan adalah Antartika, yang menyimpan banyak gunung berapi aktif di bawah lapisan esnya. Jika mencair dengan cepat, bukan hanya tekanan kerak bumi yang berubah, tapi juga potensi letusan bisa meningkat drastis.

Studi ini didasarkan pada sejarah geologis Lapisan Es Patagonia di ujung selatan Amerika Selatan. Sekitar 18.000 tahun lalu, saat es berada di puncak ketebalannya, magma di bawahnya tertahan oleh tekanan besar.

Namun, ketika iklim menghangat dan es mulai mencair, kerak bumi perlahan terangkat kembali. Gas di dalam magma pun mengembang, yang menjadi pemicu utama letusan eksplosif.

Para peneliti menganalisis sampel dari enam gunung berapi di Chili, termasuk Gunung Mocho-Choshuenco yang kini tidak aktif. Hasilnya menunjukkan bahwa sejarah letusan gunung-gunung ini sangat dipengaruhi oleh siklus pertumbuhan dan penyusutan es Patagonia.

“Gletser memiliki efek menekan aktivitas gunung api. Tapi saat gletser menyusut, letusan akan lebih sering dan lebih eksplosif,” ujar Moreno-Yaeger.

Meski proses ini memakan waktu ribuan tahun, sekitar 3.000–5.000 tahun untuk memicu letusan besar, para ilmuwan menilai pencairan es yang terjadi saat ini berlangsung jauh lebih cepat dari yang diperkirakan sebelumnya. Di Patagonia, daratan kini naik dengan kecepatan yang mengkhawatirkan karena pelepasan tekanan dari es yang mencair.

Fenomena serupa juga telah diamati di Islandia. Namun, studi ini adalah yang pertama yang membuktikan efek tersebut bisa terjadi dalam skala benua. Potensi dampaknya juga berlaku bagi wilayah lain seperti Amerika Utara, Selandia Baru, dan Rusia.

Simulasi geologi yang dilakukan di Antartika memperlihatkan bahwa pencairan es besar-besaran dapat mempercepat laju letusan.

Bahkan jika magma tidak menembus es, ia tetap bisa melelehkannya dari dalam. Jika letusan terus berulang, maka emisi gas rumah kaca dari aktivitas vulkanik justru bisa memperparah pemanasan global.

Read Entire Article
Politics | | | |