Home > Ekonomi Wednesday, 09 Jul 2025, 16:37 WIB
Pameran berlangsung 9-12 Juli 2025

SEKITARSURABAYA.COM, SURABAYA -- Surabaya Printing Expo (SPE) 2025, pameran bertaraf internasional yang juga merupakan pameran percetakan terbesar di Indonesia Timur resmi digelar di Grand City Convex, Surabaya, pada 9-12 Juni 2025.
CEO Krista Exhibitions, Daud D. Salim berharap, pameran yang digelar mampu menjadi momentum strategis bagi para pelaku industri percetakan dan grafika untuk mengeksplorasi inovasi, teknologi terbaru, serta memperluas jejaring bisnis.
SPE 2025 yang digelar untuk ke-18 kalinya ini menghadirkan lebih dari 150 perusahaan nasional dan internasional, serta melibatkan 10 pelaku UMKM terkurasi. Pengunjung selama empat hari ke depan mencapai lebih dari 15 ribu pengunjung, baik dari dalam negeri maupun mancanegara.
"Pameran ini kami harapkan tidak hanya menjadi ajang showcase teknologi dan inovasi, tetapi juga menjadi motor penggerak kemajuan industri percetakan nasional," kata Daud.
Daud mengatakan, melalui kehadiran berbagai pelaku industri, baik dari dalam maupun luar negeri, SPE 2025 menjadi momentum yang sangat tepat bagi para pengusaha grafika untuk mengeksplorasi peluang baru, menjalin kolaborasi strategis, serta mempercepat adopsi teknologi terbaru yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
"Tentunya ini juga menjadi peluang untuk memperkuat daya saing industri percetakan Indonesia di pasar global," ujarnya.
SPE 2025 digelar dengan menampilkan beragam teknologi percetakan terbaru. Di antaranya mesin cetak offset dan digital printing, teknologi pencetakan tekstil dan sablon, serta sistem cetak berbasis teknologi terkini seperti UV printing, 3D printing, dan web-based printing system.
Teknologi-teknologi ini didemonstrasikan secara langsung oleh berbagai merek ternama dari dalam dan luar negeri. Dengan begitu, pengunjung akan mampu menilai performa mesin secara langsung dan mempertimbangkan efisiensi investasi bagi bisnis mereka.
Wakil Gubernur Jatim, Emil Elestianto Dardak meyakini, pameran SPE 2025 mampu menjadi menjadi katalis dalam meningkatkan daya saing industri di Jawa Timur.
"Salah satu yang menjadi tolak ukur dari kemantapan roda ekonomi di suatu daerah tentu adalah event seperti ini," kata Emil.