Penyanyi AS Lady Gaga. Konser gratis Lady Gaga di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, pada akhir pekan lalu sempat diwarnai rencana serangan teror bom.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Konser gratis Lady Gaga di Pantai Copacabana, Rio de Janeiro, Brasil, pada akhir pekan lalu sempat diwarnai rencana serangan teror bom. Kepolisian Brasil menyatakan dua orang telah ditangkap di konser yang dihadiri 2,1 juta penonton tersebut.
Setelah penggeledahan di sembilan lokasi berbeda di Brasil, polisi juga menangkap tersangka ketiga yang diduga berencana melakukan ritual satanis dengan mengorbankan anak atau bayi saat konser berlangsung. Tersangka tersebut kini menghadapi dakwaan tindak pidana terorisme, menurut kepolisian Brasil seperti dilansir laman CNN pada Senin (5/5/2025).
Lady Gaga mengaku baru mengetahui dugaan ancaman teror ini setelah melihat berita. Selama persiapan hingga pelaksanaan konser, tidak ada indikasi ancaman keamanan dan tidak ada informasi langsung dari otoritas setempat kepada Lady Gaga.
“Tim kami telah bekerja sama dengan aparat penegak hukum selama tahap perencanaan hingga pelaksanaan konser, dan semua pihak yakin terhadap sistem pengamanan yang diterapkan,” kata perwakilan Lady Gaga.
Menurut aparat, rencana pengeboman tersebut didalangi oleh kelompok yang menyebarkan ujaran kebencian terhadap komunitas LGBTQ dan berupaya merekrut remaja untuk menjalankan serangan menggunakan bom rakitan dan molotov. Polisi juga menyatakan serangan ini dimaksudkan sebagai tantangan kolektif demi meraih popularitas di media sosial.
Tersangka pemimpin kelompok ditangkap atas kepemilikan senjata api ilegal, sementara seorang remaja yang diduga terkait dengan rencana serangan ditahan atas kepemilihan pornografi anak. Polisi menyatakan telah melaksanakan 15 surat perintah penggeledahan dan penyitaan terhadap sembilan target di berbagai wilayah Brasil. Salah satunya adalah pria yang diduga merencanakan pembunuhan terhadap anak selama konser berlangsung, karena ia menuding Lady Gaga sebagai seorang satanis dan ingin merespons dengan cara yang sama.
Menurut Kementerian Kehakiman, para pelaku sempat mengaku sebagai “Little Monster" (sebutan untuk penggemar Lady Gaga) untuk mendekati remaja dan membujuk mereka masuk ke dalam jaringan yang menyebarkan konten kekerasan dan destruktif. Karena hal ini, polisi menamai operasi penggagalan rencana pengeboman tersebut dengan sebutan operasi fake monster.
Pihak kepolisian menambahkan bahwa penangkapan dilakukan secara diam-diam pada hari Sabtu demi menghindari kepanikan atau penyebaran informasi yang salah di tengah masyarakat.