Video Anak Gajah Tertabrak Truk Viral, Gajah Ternyata Hamil Hampir 2 Tahun

2 hours ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Video menyayat hati tentang anak gajah yang tertabrak truk viral di media sosial. Yang menambah kesedihan adalah induk gajah tidak beranjak dari lokasi kejadian meskipun sang buah hati telah tiada. Peristiwa itu terekam di Perak, Malaysia, pada 11 Mei 2025, bertepatan dengan Hari Ibu Internasional.

Banyak komentar dari warganet tentang ikatan antara induk dan anak gajah tersebut. Mereka “memaklumi” sikap induk gajah lantaran sang anak dikandung selama hampir dua tahun sehingga ikatan antara keduanya terjalin sangat kuat.

Gajah, mamalia darat terbesar di dunia, menyimpan sebuah keunikan yang menakjubkan masa kehamilan terpanjang di antara semua mamalia darat. Dilansir laman BBC Earth pada Rabu (14/5/2025), gajah Afrika mengandung selama rata-rata 22 bulan, sementara gajah Asia berkisar antara 18 hingga 22 bulan.

Durasi kehamilan yang luar biasa ini mungkin terkesan seolah-olah hanya disebabkan oleh ukuran tubuh mereka yang raksasa. Namun, kenyataannya jauh lebih kompleks.

Direktur Penelitian dan Konservasi di The Ringling Bros Center for Elephant Conservation, dr Dennis Schmitt, yang berfokus pada pelestarian gajah Asia, menyoroti tidak hanya masa kehamilan gajah yang luar biasa panjang (22 bulan), tetapi gajah juga memikiki interval kelahiran yang lama. “4 sampai 5 tahun antarkelahiran anak, serta interval antar generasi gajah yang panjang (rata-rata sekitar 20 tahun lebih) sehingga mempersulit upaya untuk mengelola populasi gajah liar yang terancam punah,” kata dia dikutip dari BBC.

Gajah biasanya hanya melahirkan satu anak dalam sekali kehamilan, berbeda dengan banyak hewan lain. Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 2012 mempelajari tujuh belas gajah Afrika dan Asia di kebun binatang di Inggris, Kanada, Amerika Serikat, Australia, dan Jerman. Penelitian tersebut mengungkapkan bahwa gajah memiliki siklus ovulasi yang unik dan masa kehamilan yang diperpanjang karena mekanisme hormonal yang tidak ditemukan pada spesies hewan lain.

Dr Imke Lueders dari Leibniz Institute of Zoo and Wildlife Research di Berlin, Jerman, mengatakan proses ini dipicu oleh dua lonjakan hormon reproduksi LH (hormon luteinisasi), sementara kehamilan dipertahankan oleh hormon yang disekresikan oleh beberapa badan ovarium yang dikenal sebagai korpus lutea.

“Pengetahuan tentang bagaimana kehamilan dipertahankan ini sangat berharga untuk upaya konservasi, baik di alam liar maupun di kebun binatang,” kata dia.

Jika inseminasi buatan akan dilakukan, waktu yang tepat dinilai sangat penting. Inseminasi perlu dilakukan setelah lonjakan LH kedua, namun hanya ada jendela waktu dua hingga tiga hari ketika ovulasi terjadi dan pembuahan kemungkinan besar berhasil. Untuk mempersiapkan hal ini, para ilmuwan memantau lonjakan LH pertama dengan memeriksa kadar hormon melalui sampel darah mingguan, atau dengan mengukur metabolit hormon yang diekskresikan dalam urin dan feses.

Penggunaan inseminasi buatan membantu meningkatkan keragaman genetik spesies ini dengan mempertemukan dua individu yang mungkin berjarak ribuan kilometer.

Read Entire Article
Politics | | | |