REPUBLIKA.CO.ID, CIMAHI -- Ditengah mencuatnya kasus penghinaan terhadap suku Sunda yang dilakukan YouTuber Adimas Firdaus alias Resbob, pesan persatuan disampaikan Pemkot Cimahi lewat event Festival Sangkuriang Tahun 2025, Sabtu (13/12/2025) di Alun-Alun Kota Cimahi.
Event hasil kolaborasi dengan Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) itu menghadirkan 23 etnis. Kegiatan ini menjadi wadah pemersatu masyarakat lintas etnis sekaligus sarana pelestarian seni dan budaya Nusantara yang hidup dan berkembang di Kota Cimahi.
Rangkaian kegiatan diawali dengan parade budaya dari kawasan Cimahi Mall menuju Alun-Alun Cimahi, dilanjutkan dengan berbagai penampilan seni tradisional, tarian daerah, musik etnik, serta peragaan busana adat dari beragam daerah di Indonesia. Antusiasme masyarakat tampak tinggi, mencerminkan kuatnya dukungan publik terhadap kegiatan kebudayaan yang menjunjung nilai persatuan.
Wali Kota Cimahi, Ngatiyana menyampaikan apresiasi atas terselenggaranya Festival Sangkuriang sebagai ruang ekspresi kebhinekaan dan toleransi. Menurutnya, dinamika sosial dan keberagaman latar belakang masyarakat Cimahi merupakan potensi besar yang harus dirawat melalui pendekatan budaya.
"Festival ini bukan sekadar hiburan, melainkan sarana memperkuat persatuan dan menjaga keharmonisan. Perbedaan suku, agama, dan budaya bukan alasan untuk terpecah, justru menjadi kekuatan untuk membangun Cimahi yang aman, rukun, dan kondusif," kata Ngatiyana.
Ia menjelaskan, nama Sangkuriang dipilih sebagai simbol semangat kerja cepat, kolaboratif, dan efektif. Filosofi tersebut tercermin dari proses perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan yang dilakukan secara terkoordinasi dan tepat sasaran. Ngatiyana juga menegaskan bahwa Festival Sangkuriang terlaksana dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Cimahi dan hasil swadaya oleh Forum Pembauran Kebangsaan dengan dukungan berbagai mitra.
Ketua Forum Pembauran Kebangsaan Kota Cimahi, Totong Solehudin, menyampaikan bahwa FPK merupakan wadah pembauran etnis yang dibentuk sesuai amanat peraturan perundang-undangan. Saat ini, FPK Kota Cimahi menaungi 23 etnis yang secara aktif berpartisipasi dalam menjaga kerukunan dan harmoni sosial.
"Festival Sangkuriang kami rancang sebagai ruang temu lintas etnis, ruang dialog, serta panggung kebudayaan. Harapannya, kegiatan ini dapat menjadi agenda tahunan dan ke depan dikembangkan sebagai kalender event budaya yang berkelanjutan," kata Totong.
Melalui Festival Sangkuriang 2025, Pemkot Cimahi menegaskan komitmennya untuk terus mendukung upaya pemajuan kebudayaan, penguatan nilai toleransi, serta pembangunan sosial yang inklusif. Festival ini diharapkan menjadi momentum untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa bangga terhadap budaya bangsa, dan menjaga persatuan di tengah keberagaman masyarakat Kota Cimahi.
Sebelumnya, Polda Jabar tengah melakukan penyelidikan kasus dugaan ujaran kebencian yang dilakukan Resbob. Dalam video yang viral di media sosial itu, Resbob menghina Suku Sunda dan kelompok suporter Persib Bandung, Viking dengan menyebutkan kata-kata yang tidak pantas.
"Kami sudah profiling akun pelaku hate speech terhadap Viking dan warga Jabar dan sudah melakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Hendra Rochmawan.

8 hours ago
9













































