REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Investasi di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia menunjukkan lonjakan signifikan sepanjang Semester I 2025. Berdasarkan data resmi dari SKK Migas, realisasi investasi mencapai 7,19 miliar dolar AS atau setara Rp 118 triliun, meningkat 28,6 persen dibanding periode yang sama tahun lalu yang berada di angka 5,59 miliar dolar AS.
Dengan capaian tersebut, SKK Migas memperkirakan total investasi hulu migas hingga akhir tahun akan menembus 16,5 dolar AS hingga 16,9 miliar. Jika tercapai, ini akan menjadi rekor tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir, melampaui capaian investasi tertinggi pada 2015 sebesar 15,3 miliar dolar AS.
Sekretaris Bidang Kebijakan Ekonomi DPP Partai Golkar, Abdul Rahman Farisi, menyambut positif capaian ini dan menyebutnya sebagai hasil nyata dari kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia yang sejak awal pemerintahan telah memberikan sinyal kuat bahwa sektor energi. Terutama migas adalah fondasi penting bagi pembangunan nasional.
“Ini adalah buah dari kepemimpinan yang konsisten, visioner, dan berpihak pada kepentingan nasional. Presiden Prabowo dan Menteri Bahlil telah menunjukkan komitmen kuat dalam memperbaiki iklim investasi migas, dan ini mulai membuahkan hasil yang konkret,” ujarnya di Jakarta, Selasa (22/7/2025).
Mantan Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin ini, menyampaikan bahwa peningkatan investasi itu mengindikasikan iklim usaha yang semakin kondusif dan kepercayaan investor yang terus menguat. Salah satu indikatornya adalah skor daya tarik investasi (Investor Attractiveness Index) versi S&P Global yang meningkat menjadi 5,35 pada 2025, naik tajam dibanding titik terendah pada 2021 di bawah angka 4,75.
Lebih lanjut, Abdul Rahman memberikan apresiasi khusus kepada Kepala SKK Migas yang baru, Djoko Siswanto, atas kepemimpinannya yang dinilai berperan penting dalam membangun hubungan yang sehat dan produktif dengan para pelaku usaha Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
“Pak Djoko bukan orang baru di dunia migas. Pengalaman panjang dan pendekatan komunikatifnya sangat terasa dalam menciptakan suasana kerja sama yang kondusif antara regulator dan pelaku usaha. Ini adalah faktor penting dalam mendorong masuknya investasi secara cepat dan tepat sasaran,” kata Farisi.
Meski begitu, ia mengingatkan bahwa SKK Migas tetap harus bekerja ekstra untuk menjaga momentum. Salah satu fokusnya adalah mempercepat proses lelang blok-blok migas baru dan memastikan proyek-proyek yang sudah mendapatkan pemenang segera memasuki tahap operasional.
“Percepat eksekusi proyek. Blok migas yang sudah ada pemenangnya harus segera mulai operasi agar nilai investasi benar-benar terkonversi menjadi aktivitas ekonomi di lapangan,” tegasnya.
Menurut Abdul Rahman, sektor hulu migas bukan hanya berperan dalam memasok energi nasional, tetapi juga menjadi salah satu engine of growth ekonomi nasional. Ia menekankan bahwa dampak dari peningkatan investasi migas bisa menciptakan efek berganda berupa penciptaan lapangan kerja, aktivitas bisnis lokal, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Industri hulu migas adalah lokomotif. Jika bergerak dengan benar, maka gerbong-gerbong ekonomi lainnya dari UKM hingga manufaktur pendukung akan ikut bergerak. Ini yang kita harapkan bersama,” pungkasnya.
sumber : Antara