Peserta mengikuti aksi solidaritas untuk Palestina di depan gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia, Jakarta, Ahad (20/4/2025). Aksi serupa akan kembali digelar hari ini.
REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Israel pada Senin (21/4/2025) mengeluarkan peringatan untuk semua warga negaranya di luar negeri untuk waspada jelang aksi massa bela Palestina yang direncanakan digelar serentak di seluruh dunia pada Selasa (22/5/2025). Dilaporkan Times of Israel, Peringatan dikeluarkan setelah Dewan Keamanan Nasional (NSC) "mengidentifikasi banyak seruan daring terkait penyelenggaraan aksi massa di berbagai negara digalang oleh beragam kelompok pro-Palestina."
"Kegiatan-kegiatan ini bisa berubah menjadi kekerasan terhadap warga Israel," demikian pernyataan peringatan NSC, dengan menambahkan bahwa "teroris dan 'lone wolf' bisa saja terintegrasi dalam aksi massa dalam rangka penyerangan (terhadap warga Israel."
NSC menyarankan warga Israel di luar negeri untuk mematuhi arahan dari aparat keamanan setempat, memberi tahu kepada mereka jika terjadi masalah, menghindari aksi massa, dan tetap waspada. Menurut Times of Israel, peringatan spesifik semacam itu sangat jarang dikeluarkan oleh NSC dan biasanya didasari atas laporan intelijen.
Kelompok militan Hamas pekan lalu menyerukan warga dunia untuk menggelar protes. Pada Senin, seorang pejabat Hamas menyerukan kepada warga Palestina di Tepi Barat, khususnya di universitas-universitas untuk menggelar "parade amarah" dan aksi massa di sana pada Selasa sebagai protes terhadap "perang untuk memusnahkan" yang dilakukan oleh Israel.
Dalam sebuah pesan di aplikasi Telegram, Abdel Rahman Shadid mengatakan bahwa "pergerakan mahasiswa di Tepi Barat harus mengambil peran dalam menghentikan genosida dan menggelar aksi massa untuk Gaza di semua universitas, memprotes perang yang terus berlanjut, dan melanjutkan operasi heroik Badai Al-Aqsa."
Hamas juga menyerukan "peningkatan semua bentuk perlawanan untuk mengkonfrontasi agresi penjajahan dan rencana pengusiran di Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem."