Mentan Malaysia Belajar Produksi Beras dari Indonesia, Ada Rencana Impor?

4 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Malaysia sedang mengalami periode penuh tantangan terkait pemenuhan kebutuhan beras domestik. Menteri Pertanian dan Keterjaminan Malaysia, Datuk Seri Mohammad Bin Sabu mengatakan produksi beras di negerinya jauh di bawah Indonesia.

Indeks pertanaman padi di Malaysia juga relatif kecil. Sehingga, pemerintah Negeri Jiran banyak bergantung pada impor untuk memberi makan penduduknya. Itu membuat harga beras di sana melambung tinggi.

Pertanyaannya, apakah Malaysia juga akan membeli beras dari Indonesia? Mohammad tak memberikan jawaban pasti. Pasalnya, tujuan utama kedatangannya adalah mempelajari apa yang dilakukan Indonesia, sehingga produksi meningkat.

"Sekarang ini belum, tapi kita akan bincangkan (potensi impor beras dari Indonesia). Kita banyak impor dari sini, kelapa, sayuran, termasuk ikan, dan sebagainya. Tapi beras ini kami ingin lebih tumpu kepada teknologi yang dilihat di Indonesia," kata Mentan Malaysia dalam konferensi pers di Kantor Pusat Kementerian Pertanian RI, di Jakarta, Selasa (22/4/2025).

Ia fokus pada pembelajaran teknologi pertanian modern di Indonesia. Menurutnya, hasilnya sudah terlihat. Ada peningkatan produksi di lapangan.

Datuk menilai Indonesia memasuki masa kejayaan dalam hal produktivitas beras. Jauh lebih unggul dibandingkan negaranya. Padahal model tanah, cuaca, dan sebagainya, relatif sama.

"Muka bumi kita sama, taburan hujan lebih kurang sama. Tentu teknologi ini perlu dipelajari," ujarnya.

Menteri Datuk menerangkan, melalui pertemuan ini, diketahui kunci dari peningkatan produksi beras Indonesia adalah modernisasi pertanian dengan suatu penerapan teknologi yang tepat. Penggunaan teknologi pertanian yang efektif, mampu mendorong peningkatan produksi pangan.

Untuk itu, Indonesia dan Malaysia akan melakukan pertukaran teknologi dan pengetahuan. Hal itu bisa memberikan manfaat besar bagi kedua belah pihak.

Ia berharap ke depan hubungan dua negara serumpun ini semakin erat. Apalagi situasi global lebih menantang dengan adanya isu-isu terkini perihal tarif impor yang ditetapkan Amerika Serikat, dan sebagainya.

Read Entire Article
Politics | | | |