Aliansi Buruh Indonesia Menolak Perang dan Dukung Kemerdekaan Palestina

6 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden ASPEK Indonesia, Muhammad Rusdi, menyatakan gerakan dan perjuangan buruh Indonesia bagian tak terpisahkan dari gerakan dan perjuangan buruh serta rakyat dunia. Solidaritas adalah kekuatan tanpa batas, dan salah satu senjata perjuangan buruh.

Kamis 15 Mei 2025, merupakan momentum peringatan 77 tahun Nakba, yaitu peristiwa pembersihan etnis secara sistematis, pendudukan dengan kekerasan, dan pengusiran paksa sekitar 750 ribu hingga satu juta orang Palestina, dari rumah dan tanah air-nya.

Selain itu, merebut sekitar 78 persen wilayah Palestina pada 1948, oleh Zionis selama pembentukan negara Zionis Israel.

Nakba, 15 Mei juga diperingati sebagai hari untuk kembalinya orang-orang Palestina ke tanah airnya serta momentum solidaritas rakyat dunia dalam mendukung kemerdekaan Palestina, mengutuk penjajahan, pendudukan ilegal dan tindakan genosida yang dilakukan Zionis Israel, yang didukung AS dan sekutu-sekutunya.

"Kami Buruh Indonesia, Konfederasi dan Federasi Serikat Pekerja-Serikat Buruh yang tergabung dalam Aliansi Buruh Indonesia Anti Perang dan Penjajahan menggelar aksi untuk berdiri dalam solidaritas dengan rakyat Palestina, perjuangan berkelanjutan untuk keadilan, hak, pembebasan dan kemerdekaan sejati Rakyat Palestina," ujar Muhammad Rusdi dalam keterangan tertulis, Kamis (15/5/2025).

Ia menegaskan,’’Kami mengutuk tindakan genosida, penjajahan, pendudukan ilegal Zionis Israel yang sedang berlangsung atas 78 persen tanah Palestina dan kampanye militernya yang brutal di Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza yang mengakibatkan tujuh juta warga Palestina di pengasingan hingga saat ini," tambahnya.

Selama lebih dari tujuh dekade, lanjutnya, kolonialisme Zionis Israel telah melakukan kekejaman yang tak terhitung jumlahnya terhadap rakyat Palestina. Termasuk penyitaan tanah, penghancuran rumah, kekerasan pemukim, pembunuhan, dan serangan militer.

‘’Pada hari-hari menjelang peringatan 77th Nakba ini, kita menyaksikan bersama pasukan Israel terus melancarkan serangkaian serangan ke Gaza, dan melakukan serangan militer paksa ke rumah-rumah Palestina di Gaza, Tepi Barat dan Yerusalem Timur," katanya.

Ia menegaskan, kebiadaban Zionis Israel ini harus segera dihentikan, karena telah menciptakan krisis kemanusiaan terburuk di dunia dan Israel harus diseret ke pengadilan Internasional, sebagai penjahat kemanusiaan dan perang.

"Kami menuntut imperialis Inggris dan Amerika Serikat (AS) yang memfasilitasi dan memungkinkan penindasan ini, berhenti mendukung dan mendanai pembantaian rakyat Palestina," kata Muhammad Rusdi.

Menurut dia, pihaknya bediri bersama rakyat dunia dan gerakan buruh dunia menolak dan mengutuk perang imperialisme yang dipimpin AS dan sekutunya, serta menuntut diwujudkannya perdamaian dunia yang abadi.

Sebab, akibat perang, buruh di seluruh dunia salah satu yang terkena dampak dan menjadi korbannya termasuk di Indonesia. Terutama buruh di negeri-negeri yang berkobar perang serta di negeri-negeri imperialis, sebagai pemasok senjata dan perlengkapan perang.

"Mereka harus bekerja dengan jam kerja yang panjang, PHK bahkan kehilangan nyawa . Karena perang hanya menempatkan kebiadaban kemanusiaan, kematian, kerusakan, memerosotkan kehidupan rakyat, termasuk menempatkan lebih banyak perempuan dan anak-anak di garis bidik kekerasan militer, pemerkosaan, pemindahan (migrasi) paksa, dan kekerasan yang dilembagakan," paparnya.

Karena itu, pihaknya menuntut dihentikannya seluruh perang imperialisme dengan segala bentuknya maupun operasi militer berkedok melawan “terorisme global’’ yang dikobarkan imperialis AS, dan sekutunya di tanah Palestina, Ukraina, Suriah, Libya, Yaman dan berbagai negeri.

Termasuk peristiwa terkini saling serang antara India dan Pakistan, yang kesemuanya itu mendekatkan pada perang nuklir antar imperialisme.

Kesemuanya itu dilakukan untuk menindas musuh-musuh strategis Amerika Serikat, untuk penjualan dan pengujian peralatan perang, perampokan sumber daya alam vital, serta perluasan kontrol atas teritori dunia. Biang kerok utama semua ini adalah AS, imperialis nomor satu dunia, yang diperankan saat ini oleh Presiden Donald Trump.

Pihaknya juga mengutuk, mengkritik dan menyayangkan atas sikap Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebagai organisasi internasional, yang bertugas menjaga perdamaian dan keamanan dunia, sekaligus memberikan bantuan kemanusiaan dalam situasi darurat seperti kelaparan, bencana alam, dan konflik bersenjata.

Namun, dalam menjalankan tugas ini, PBB sering kali mengalami kesulitan, ambigu, mandul, terutama dalam kasus Palestina.

Read Entire Article
Politics | | | |