Israel Bunuh 115 Warga Gaza Sehari-Semalam

6 hours ago 5

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Setidaknya 115 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dalam gelombang serangan Israel di Jalur Gaza. Serangan sejak Rabu malam ini menambah jumlah korban jiwa yang sudah sangat besar setelah 19 bulan pemboman yang tak henti-hentinya. 

Serangan juga terjadi ketika warga Palestina memperingati 77 tahun Nakba alias Malapetaka, ketika lebih dari 750.000 warga Palestina diusir secara paksa oleh kelompok paramiliter Zionis selama pembentukan Israel pada tahun 1948.

Setidaknya 61 orang syahid semalam hingga Kamis dalam serangkaian serangan di kota Khan Younis di Gaza selatan, menurut pejabat kesehatan setempat. Di utara, Israel menyerang Kota Gaza dan Jabalia. 

Tentara Israel juga menyerang tiga rumah sakit di Gaza utara dan selatan: Rumah Sakit Al Awda di Jabalia, Rumah Sakit Indonesia di Khan Younis, dan Rumah Sakit Eropa, yang menurut Kementerian Kesehatan Gaza kini sudah tidak berfungsi lagi. 

Aljazirah melaporkan dari Deir el-Balah, menggambarkan “hari berdarah lainnya” di Gaza, ketika Israel meningkatkan serangan udaranya ke daerah pemukiman.

“Pesawat-pesawat tempur Israel secara langsung menargetkan sembilan rumah tanpa peringatan apa pun di kota Khan Younis,” kata koresponden Aljazirah, seraya menambahkan bahwa seluruh keluarga “benar-benar musnah”. Dia menggambarkan situasinya kacau, dengan warga sipil yang berulang kali melarikan diri dari perintah evakuasi paksa.

 “Militer Israel menargetkan warga sipil ketika mereka sedang tidur,” melancarkan 13 serangan udara di kamp pengungsi Jabalia dan daerah sekitarnya. Tim pertahanan sipil, tambahnya, kewalahan dan berjuang untuk menyelamatkan mereka yang terjebak di bawah reruntuhan, karena kurangnya peralatan. Serangan tersebut mencerminkan “pola serangan yang tidak ditujukan pada sasaran militer, namun secara sistematis menghancurkan tatanan sosial Gaza”.

Serangan brutal Israel semalaman itu telah memicu gelombang pengungsian baru. Ribuan orang meninggalkan Kota Gaza pada hari Kamis setelah militer Israel mengeluarkan perintah evakuasi paksa secara tiba-tiba sehari sebelumnya. Aljazirah melaporkan pemandangan panik dan ketakutan ketika warga mengemasi barang-barang mereka dan mencoba melarikan diri dari serangan gencar yang diperkirakan terjadi. 

“Kami melihat banyak keluarga membawa barang-barang mereka dan turun ke jalan,” kata Mahmoud. "Anak-anak dan orang tua membawa apapun yang mampu mereka bawa... Mereka tidak tahu ke mana harus pergi. Tidak ada tempat yang aman bagi orang-orang ini – tempat yang disebut sebagai tempat perlindungan telah dihancurkan oleh bom Israel." 

Pengungsi Palestina, Hasan Moqbel, menggambarkan serangan yang terus berlanjut itu sebagai perang terhadap warga sipil. "Mereka telah membom Gaza selama 19 bulan. Apa yang tersisa di Gaza? Anak-anak tak berdosa sekarat. Tidak ada aktivitas bersenjata di sini. Kebanyakan dari mereka adalah orang lanjut usia yang sekarat," katanya.

Sejauh ini, Israel terus mengabaikan seruan internasional untuk menghentikan serangan ke Gaza. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu Ahad lalu terungkap berniat terus mengebom Gaza untuk mengusir penduduknya. Hal ini akan mengulangi Nakba yang terjadi pada 1948 dengan jumlah pengungsi yang jauh lebih banyak.

Read Entire Article
Politics | | | |