Apa Itu KTT Iklim COP30, dan Kenapa Penting?

2 hours ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, BELEM -- Setiap tahun, Konferensi Perubahan Iklim PBB memunculkan ratusan pemberitaan mengenai upaya global mencegah bencana iklim. Tahun ini, konferensi tersebut dimulai pada Senin lalu di kota Belem, yang berada di tengah hutan hujan Brasil.

Sebagai tuan rumah, Brasil menjadi pihak yang paling mendorong negara-negara untuk beralih dari bahan bakar fosil. Ini juga jadi salah satu fokus penyelenggaraan COP30.

Dilansir Reuters, Ahad (9/11/2025), Presiden Luiz Inacio Lula da Silva menyesalkan dalam pertemuan para pemimpin di kota Belem bahwa perang di Ukraina justru mendorong pembukaan kembali tambang-tambang batu bara.

Namun realitas di lapangan menunjukkan tantangan besar. Pembangkit batu bara Candiota dan lima pembangkit lainnya masih menyumbang sekitar 3 persen listrik Brasil. Ini menunjukkan bagaimana tekanan kelompok kepentingan dan ketiadaan rencana transisi yang jelas membuat batu bara tetap bertahan, bahkan di negara yang dikenal sebagai kekuatan energi terbarukan.

“Brasil sebenarnya memiliki potensi besar dengan sumber daya surya, ditambah hidro dan angin, sehingga seharusnya bisa menutup pembangkit-pembangkit batu bara ini,” kata Christine Shearer dari lembaga pemantau energi Global Energy Monitor.

“Kuatnya lobi batu bara, terutama di negara bagian penghasil batu bara, menjadi alasan pembangkit tersebut masih terus beroperasi," katanya.

Selain itu, COP30 juga menyoroti krisis iklim yang terbendung. Berikut ini, sejumlah hal yang perlu diketahui untuk mendapat gambaran COP30, seperti dilansir Reuters:

Apa Itu COP?

Konferensi tahunan ini dikenal sebagai COP, singkatan dari Conference of the Parties atau Konferensi Para Pihak yang menandatangani perjanjian iklim PBB pada tahun 1992.

Perjanjian itu, yang dikenal sebagai UN Framework Convention on Climate Change (UNFCCC), mengikat negara-negara untuk bekerja sama menghadapi perubahan iklim, sebuah masalah yang diakui sebagai tantangan bersama dan harus ditangani secara kolektif.

UNFCCC juga menetapkan prinsip “tanggung jawab bersama namun berbeda”, yang berarti negara-negara kaya yang menghasilkan emisi terbesar memiliki tanggung jawab lebih besar dalam menyelesaikan masalah iklim.

Kepresidenan bergilir, yang tahun ini dipegang Brasil, bertugas menyusun agenda dan menggerakkan negara-negara menuju tujuan bersama. Tuan rumah juga menggelar konferensi selama dua pekan, yang menarik perhatian global serta menjadi ajang bagi para pemimpin dunia untuk saling bertukar pandangan dan melakukan akuntabilitas.

Lama-kelamaan, COP berkembang menjadi pusat diskusi geopolitik dan finansial yang mengusung gagasan “desa global”. Gerakan ini melibatkan semua negara, kelompok masyarakat sipil, pelaku bisnis, dan lembaga keuangan.

Mengapa COP30 Penting Tahun Ini?

Bagi banyak pihak, COP30 menandai momen siklus penuh. Brasil sebelumnya menjadi tuan rumah Konferensi Bumi Rio, tempat UNFCCC ditandatangani 33 tahun lalu. Tahun ini, Brasil menekankan agar COP kembali kepada semangat awal untuk mengakui kelompok paling rentan, termasuk masyarakat adat yang ikut hadir dalam pembahasan.

Brasil meminta negara-negara fokus pada penuntasan komitmen lama, seperti janji COP28 untuk mengurangi penggunaan bahan bakar fosil, ketimbang membuat janji baru. COP30 juga menjadi pertemuan pertama yang mengakui kegagalan dunia mencegah kenaikan suhu global melampaui 1,5 derajat Celsius.

Pemilihan lokasi Belem di kawasan Amazon juga sebagai pesan simbolik mengenai pentingnya hutan dunia yang kian terancam penebangan, pertambangan, pertanian, dan industri energi fosil.

sumber : Reuters

Read Entire Article
Politics | | | |