REPUBLIKA.CO.ID, GAZA – Bencana baru mengancam ratusan ribu warga Palestina yang mengungsi di Jalur Gaza selama 48 jam ke depan. Ini seiring dengan datangnya Badai Byron disertai hujan deras dan angin.
Kantor Media Pemerintah di wilayah tersebut telah memperingatkan badai tersebut menimbulkan bahaya yang nyata. Banyak warga Palestina yang terus tinggal di tenda-tenda bobrok selama lebih dari setahun tanpa melihat adanya akhir dari kondisi mereka yang menyedihkan.
“Jalur Gaza menghadapi konsekuensi cuaca buruk yang dapat menyebabkan kerusakan luas pada puluhan ribu keluarga yang tinggal di tenda-tenda dan tempat penampungan sementara yang tidak memberikan perlindungan dari dinginnya musim dingin atau kerasnya badai,” katanya, seraya menyebut situasi tersebut sebagai “skenario tragis yang berulang”.
“Kami menekankan bahwa kenyataan cuaca ini memperburuk bencana kemanusiaan akibat perang genosida dan pengepungan tidak adil yang dilakukan terhadap rakyat Palestina.”
Sebagian besar jaringan air limbah kota di Gaza dihancurkan atau dirusak parah oleh Israel, sehingga air banjir dari Badai Byron kemungkinan besar akan bercampur dengan limbah mentah, sehingga secara signifikan meningkatkan penyebaran penyakit seperti disentri dan kolera.
Karena sebagian besar pengumpulan sampah terhenti, tumpukan sampah padat menumpuk di seluruh wilayah kantong yang terkepung. Hal ini berarti hujan deras dapat membawa sampah medis, plastik, sisa-sisa hewan, dan puing-puing ke daerah-daerah di mana pengungsi Palestina berlindung.
Sumber daya air tanah yang disadap oleh penduduk juga bisa saja terkontaminasi, sementara banjir permukaan mungkin tidak akan surut di beberapa daerah, karena drainase air hujan dan stasiun pompa tidak berfungsi.
Sistem kesehatan di Gaza telah runtuh akibat perang genosida selama dua tahun, sehingga klinik dan rumah sakit yang tersisa tidak akan mampu mengobati sejumlah besar penyakit dan infeksi yang disebabkan oleh kurangnya air bersih.
Israel terus memblokir sebagian besar bantuan internasional untuk warga Palestina di wilayah kantong tersebut meskipun ada perjanjian gencatan senjata, dan prospek pembangunan kembali infrastruktur di Gaza masih belum jelas.
Kondisi banjir di kamp sementara setelah hujan lebat di Kota Gaza Selasa, 25 November 2025.
Meningkatnya permukaan air membanjiri tempat penampungan di Gaza dan membuat jalan tidak dapat diakses, Wali Kota Kota Gaza Yahya al-Sarraj mengatakan kepada Aljazirah.
“Kami memperkirakan akan terjadi gelombang badai lagi, namun kami kekurangan peralatan yang diperlukan untuk menghadapinya,” katanya. “Kami mengandalkan peralatan yang disewa dari sektor swasta, yang sudah tua dan tidak cocok untuk menangani badai.”

1 hour ago
2










































