UnsplashPara ilmuwan di Peter Doherty Institute for Infection and Immunity di Australia telah menemukan bagaimana bakteri usus membantu sistem kekebalan tubuh melawan salah satu jenis kanker kulit paling mematikan — melanoma.
Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Immunity ini menjelaskan mengapa pasien melanoma yang mengonsumsi lebih banyak serat makanan dan menjaga keseimbangan bakteri usus yang sehat cenderung merespons imunoterapi kanker dengan lebih baik.
Ketika kita mengonsumsi makanan kaya serat, seperti buah-buahan, sayur-sayuran, biji-bijian, dan kacang-kacangan, bakteri usus kita mencerna serat-serat ini dan menghasilkan molekul-molekul kecil yang disebut metabolit.
Di antaranya adalah asam lemak rantai pendek, yang ternyata memiliki efek kuat pada sel-sel kekebalan tubuh yang melawan kanker.
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Doherty Institute, Peter MacCallum Cancer Center, dan Monash University menunjukkan bahwa produk sampingan bakteri ini dapat meningkatkan fungsi sel T pembunuh — prajurit alami tubuh yang melawan kanker.
Dr. Annabell Bachem, Peneliti Senior di University of Melbourne dan salah satu penulis utama studi ini, mengatakan temuan ini membantu menjelaskan bagaimana kesehatan usus berhubungan langsung dengan kekuatan kekebalan tubuh.
Ia mengatakan bahwa meskipun pola makan tinggi serat telah diketahui meningkatkan respons terhadap pengobatan kanker, mekanisme pastinya masih belum jelas hingga saat ini.
Timnya menemukan bahwa ketika bakteri usus memecah serat, mereka menghasilkan metabolit yang bertindak sebagai pembawa pesan sekaligus bahan bakar bagi sistem kekebalan tubuh.
Asam lemak rantai pendek ini pada dasarnya 'mengisi' sel T, memberi mereka lebih banyak energi dan membantu mereka bekerja lebih keras untuk mengenali dan membunuh sel melanoma.
Profesor Sammy Bedoui, penulis senior studi ini dan kepala laboratorium di Doherty Institute, mengatakan penemuan ini dapat menjelaskan mengapa beberapa pasien melanoma merespons imunoterapi dengan baik sementara yang lain tidak.
Imunoterapi adalah pengobatan inovatif yang mengaktifkan sistem kekebalan tubuh untuk menyerang kanker, tetapi tidak berhasil untuk semua orang.
Menurut Profesor Bedoui, sel T dapat menjadi lelah dan kehilangan kemampuannya untuk menghancurkan sel kanker seiring waktu.
Studi ini menunjukkan bahwa molekul yang dihasilkan oleh bakteri usus dapat membantu mencegah kelelahan ini, menjaga sel T tetap aktif lebih lama.
Ia menjelaskan bahwa pasien melanoma stadium lanjut yang mengonsumsi lebih banyak serat dan memiliki mikrobioma usus yang beragam dan sehat cenderung mendapatkan hasil yang lebih baik dari imunoterapi.
Pemahaman baru ini dapat mengarah pada strategi baru yang menggabungkan diet, probiotik, atau obat-obatan yang ditargetkan untuk usus dengan pengobatan kanker standar untuk meningkatkan tingkat keberhasilannya.
Tim ini juga bekerja sama erat dengan Profesor Shahneen Sandhu, seorang ahli onkologi medis di Peter MacCallum Cancer Center, untuk membandingkan temuan mereka dengan data pasien yang sebenarnya.
Mereka menemukan bahwa pasien melanoma yang merespons imunoterapi dengan baik juga memiliki bakteri usus yang menghasilkan lebih banyak asam lemak rantai pendek.
Hubungan ini memperkuat teori bahwa kesehatan usus memainkan peran penting dalam cara sistem kekebalan tubuh melawan kanker.
Profesor Sandhu mengatakan bahwa wawasan ini dapat membantu dokter merancang pendekatan baru untuk meningkatkan pengobatan melanoma dan kemungkinan kanker lainnya.
Terapi di masa mendatang dapat mencakup diet atau suplemen yang dipersonalisasi yang meningkatkan bakteri usus yang bermanfaat di samping imunoterapi untuk meningkatkan efeknya.
Para peneliti menekankan bahwa penemuan ini berawal dari pertanyaan ilmiah sederhana — bagaimana sel T mendapatkan energinya dan bagaimana usus memengaruhi fungsinya?
Dengan menjawab pertanyaan tersebut, mereka menemukan hubungan kunci antara nutrisi, kesehatan usus, dan kemampuan tubuh melawan kanker.
Sebagai kesimpulan, studi ini menyoroti hubungan luar biasa antara apa yang kita makan dan kinerja sistem kekebalan tubuh kita.
Pola makan seimbang yang tinggi serat tidak hanya mendukung pencernaan; tetapi juga dapat memberdayakan sel-sel kekebalan tubuh kita untuk melawan kanker secara lebih efektif.
Seiring berlanjutnya penelitian, pasien mungkin suatu hari nanti akan mendapatkan manfaat dari perawatan yang menggabungkan terapi medis dengan dukungan pola makan, yang menawarkan cara yang lebih alami dan holistik untuk melawan melanoma.
Jika Anda peduli dengan kesehatan kulit, silakan baca studi tentang mengonsumsi ikan yang dikaitkan dengan risiko kanker kulit yang lebih tinggi, dan Vitamin B3 dapat membantu mencegah kanker kulit.
Untuk informasi kesehatan lebih lanjut, silakan lihat studi terbaru tentang minyak sayur yang dikaitkan dengan penyebaran kanker, dan hasil yang menunjukkan Vitamin D dapat membantu mengobati peradangan kulit.
Studi ini dipublikasikan di Immunity.

2 hours ago
2












































