
Ditulis oleh Rizky Jaramaya
Gereja Katolik Roma sedang mempersiapkan peristirahatan terakhir bagi Paus Fransiskus. Pemakaman Fransiskus menelan biaya yang lebih murah dan sederhana dari pendahulunya.
Pada 2024, Fransiskus mengubah aturan pemakaman yang mengharuskan untuk menyediakan tiga peti mati, yang terbuat dari kayu cemara dan ek, serta dilapisi timah. Berdasarkan aturan baru, para paus dapat dimakamkan dalam satu peti mati yang terbuat dari kayu dan dilapisi seng. Perubahan aturan tersebut juga memungkinkan pemakaman di luar Vatikan, sesuai keinginan Fransiskus.
Scroll untuk membaca
Scroll untuk membaca
Peti mati Fransiskus akan dipindahkan ke Basilika St Mary Major, sebuah gereja di luar tembok Vatikan. Fransiskus akan menjadi Paus pertama yang dimakamkan di luar Vatikan sejak tahun 1600-an. Dia juga menjadi Paus pertama dalam lebih dari 100 tahun yang dimakamkan di luar Vatikan.
Jenazah Fransiskus telah disemayamkan sejak Rabu (23/4/2025) di Basilika Santo Petrus. Rencananya, jenazah Fransiskus akan dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025) pagi waktu setempat. Sejumlah pemimpin negara, seperti Presiden Amerika Serikat, Donald Trump akan menghadiri pemakaman tersebut.
Fransiskus terpilih sebagai Paus pada 2013. Dia dikenal menganut gaya hidup sederhana. Paus kelahiran Argentina ini memilih untuk tinggal di wisma tamu Vatikan daripada Istana Apostolik yang mewah. Dia juga sering bepergian dengan kendaraan sederhana.
“Dia selalu lebih antusias untuk pergi ke tempat-tempat di mana orang-orang biasa tinggal, bukan gedung-gedung kekuasaan, istana, dan sebagainya. Itu sangat khas baginya,” ujar profesor Teologi dan Studi Agama di Universitas Villanova di Pennsylvania, Massimo Faggioli kepada Aljazirah.
Dalam surat wasiat terakhirnya, Fransiskus mengatakan, pemakamannya akan diurus oleh seorang dermawan yang tidak disebutkan namanya. Dalam surat wasiat itu, Fransiskus meminta agar jenazahnya dikirim ke Basilika Kepausan Santa Maria Maggiore.
“Ini tentang simbol, karena dalam Katolik, simbol sangat penting, dan ini adalah salah satu kasus tersebut,” kata Faggioli.
Hingga berita ini diturunkan, Vatikan masih bungkam tentang biaya pemakaman Fransiskus. Secara historis, pemakaman Paus menelan biaya jutaan dolar. Pada 1978, kematian dua Paus dan konklaf berikutnya menelan biaya sebesar 20 juta dolar AS atau setara dengan lebih dari 101 juta AS sesuai kurs saat ini. Sementara, pemakaman Paus Yohanes Paulus II pada 2005, dan Paus Benediktus XVI, menelan biaya 9 juta dolar AS atau sekitar 14,7 juta dolar AS sesuai kurs saat ini.
Ketika itu, Gereja memperoleh pendapatan sebesar 12,4 juta dolar AS dari masuknya wisatawan ke museumnya. Sumber pendapatan lainnya termasuk sumbangan, saham, obligasi, real estat, dan investasi lainnya. Namun dalam beberapa tahun terakhir, Gereja menghadapi hambatan keuangan yang signifikan. Fransiskus sering berselisih dengan para kardinal mengenai keuangan Gereja. Perselisihan juga terjadi tiga hari sebelum Fransiskus dirawat di rumah sakit pada akhir Februari. Ia mempelopori serangkaian reformasi keuangan, beberapa di antaranya memicu reaksi keras, termasuk pemotongan gaji pejabat tinggi.
Kantor berita Reuters yang mengutip dua narasumber melaporkan, tahun lalu, Gereja mengalami kekurangan anggaran sebesar 87 juta dolar AS. Vatikan belum menerbitkan anggaran lengkap sejak 2022.
“Vatikan membutuhkan uang, dan membutuhkan uang karena ini adalah gereja yang jauh lebih besar. Sekarang, gereja melayani lebih banyak orang di negara-negara miskin, dan jumlah umat Katolik di negara-negara kaya lebih sedikit. Jadi, dari situlah ketidakseimbangan itu muncul,” kata Faggioli.