REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Bank Indonesia (BI) optimistis capaian target literasi dan inklusi ekonomi serta keuangan syariah secara nasional di 2025 sebesar 50 persen dapat tercapai.
"Untuk literasi dan inklusi ekonomi syariah secara nasional di 2025 ditargetkan dapat mencapai 50 persen, karena kita ingin mewujudkan Indonesia sebagai pusat industri halal dunia," ujar Deputi Direktur Departemen Ekonomi Keuangan Syariah BI Irfan Farulian, di Bandarlampung, Jumat (20/6/2025).
Ia mengatakan hal tersebut dapat terjadi dengan makin meluasnya pangsa pasar ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia.
"Selain Bank Indonesia ada Komite Nasional Ekonomi Keuangan Syariah dan 16 kementerian lembaga yang bekerjasama dalam meningkatkan literasi keuangan serta ekonomi syariah sesuai target yang ditentukan dengan berbagai upaya," katanya pula.
Dia menjelaskan sejumlah upaya untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah meliputi menggelar festival dan ajang seperti Festival Ekonomi Syariah di masing-masing provinsi, serta regional. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk kampanye dalam rangka mengenalkan ekonomi syariah dan gaya hidup halal kepada masyarakat luas. Kemudian telah dilakukan pula pelatihan untuk menemukan key opinion leader yang dapat menyebarkan informasi ekonomi dan keuangan syariah.
"Jadi key opinion leader tidak hanya dari pemuka agama dan akademisi, tapi ada juga peran media dan para influencer untuk menyebarkan konten tentang gaya hidup, pariwisata halal, atau berbagai produk keuangan syariah," ujar dia lagi.
Menurut dia, pihaknya juga ingin mengubah prilaku masyarakat, agar tidak hanya tertarik tapi langsung melakukan aksi untuk meningkatkan literasi digital.
"Ketika sudah ada aksi nyata, maka akan mendorong permintaan akan bank syariah, jasa syariah semua menjadi satu serta akan meningkatkan sektor syariah seperti pariwisata halal, kosmetik halal dan lain sebagainya. Ini juga akan mendorong produk domestik bruto (PDB) syariah yang sekarang sudah cukup besar dan harus ditingkatkan. Sebab kita punya potensi untuk ini," katanya.
Ia mengatakan pula, dengan adanya potensi, sumber daya yang memadai, strategi dan langkah pengungkit dari pemerintah salah satunya melalui program prioritas Presiden, maka target literasi digital sebesar 50 persen dapat tercapai.
Sebelumnya terinci perkembangan indeks literasi ekonomi syariah nasional meliputi pada 2019 sebesar 16,28 persen, 2021 mencapai 20 persen, 2022 persentasenya sebesar 23,30 persen, 2023 mencapai 2023 persen, dan pada 2024 indeks literasi ekonomi syariah nasional sebesar 42,84 persen.
Berdasarkan aspek materi tingkat literasi ekonomi syariah tertinggi berasal dari materi literasi lembaga keuangan syariah, yakni sebesar 63,26 persen. Dan berdasarkan usia yang paling banyak memahami literasi ekonomi syariah berasal dari usia 31-45 tahun dengan persentase 45,05 persen.
sumber : Antara