UnsplashSebuah program latihan otak daring selama sepuluh minggu membantu otak lansia bertindak seolah-olah mereka sepuluh tahun lebih muda, menurut sebuah studi terbaru.
Layaknya olahraga untuk tubuh, latihan mental secara teratur dapat membantu menjaga otak tetap bugar.
Seiring bertambahnya usia, proses otak yang mendukung daya ingat, perhatian, dan pengambilan keputusan dapat menjadi kurang efisien.
Menjaga pikiran tetap aktif diyakini dapat membangun cadangan yang membantu orang mengatasi perubahan terkait usia ini dengan lebih baik.
Studi menunjukkan bahwa orang yang tetap aktif secara mental, fisik, dan sosial memiliki risiko lebih rendah terkena demensia.
Misalnya, dalam sebuah studi yang melibatkan 120 lansia, mereka yang melakukan latihan aerobik secara teratur memiliki volume otak yang lebih besar dan kinerja kognitif yang lebih baik daripada mereka yang kurang aktif, sehingga membalikkan penurunan volume otak terkait usia selama beberapa tahun.
Studi juga menemukan bahwa latihan otak dapat meningkatkan kinerja kognitif lansia.
Studi terbaru ini memperkuat pengetahuan kita dengan menguji apakah program latihan otak – dalam hal ini BrainHQ – dapat mengubah kimia otak, memberikan petunjuk biologis tentang bagaimana latihan otak dapat bekerja.
BrainHQ adalah aplikasi latihan otak yang menawarkan latihan singkat seperti permainan yang melatih keterampilan kognitif seperti perhatian, memori, dan kecepatan otak.
Seiring peningkatan kemampuan pengguna, tantangannya semakin sulit, mendorong otak untuk beradaptasi – seperti menambah beban saat berolahraga.
Sembilan puluh dua orang dewasa sehat dari Kanada, berusia 65 tahun ke atas, berpartisipasi.
Separuh dari mereka menyelesaikan latihan otak menggunakan BrainHQ selama 30 menit sehari, lima hari seminggu, selama sepuluh minggu.
Separuh lainnya, kelompok pembanding, menghabiskan waktu yang sama untuk bermain permainan yang dirancang khusus untuk hiburan, seperti solitaire.
Untuk melihat apakah program ini memberikan dampak positif pada otak, semua peserta menjalani pemindaian khusus sebelum dan sesudah sepuluh minggu pelatihan.
Pemindaian ini dapat mendeteksi perubahan kimiawi kecil dalam aktivitas otak.
Para peneliti berfokus pada wilayah yang disebut korteks cingulate anterior, yang berperan penting dalam atensi, pembelajaran, dan memori.
Mereka yang menyelesaikan latihan berbasis kecepatan menunjukkan aktivitas yang lebih kuat di area ini dibandingkan dengan mereka yang berada di kelompok pembanding.
Perubahan zat kimia otak yang terlihat digambarkan oleh para peneliti setara dengan pengurangan sepuluh tahun usia biologis mereka.
Penuaan dan penurunan kognitif (termasuk penyakit Alzheimer) sering dikaitkan dengan berkurangnya aktivitas di bagian otak ini.
Oleh karena itu, memperkuatnya dapat membantu menunda atau mengurangi penurunan kognitif dan menurunkan risiko demensia di kemudian hari.
Meskipun hasilnya tampak menjanjikan, kita harus berhati-hati dalam menafsirkannya. Studi ini mengukur banyak hasil yang berbeda.
Meskipun kelompok latihan otak menunjukkan peningkatan aktivitas dibandingkan dengan nilai dasar mereka sendiri, perbedaan antara kedua kelompok tersebut tidak signifikan secara statistik.
Karena studi ini mengamati begitu banyak hasil dan hanya melibatkan sejumlah kecil orang, beberapa perubahan ini mungkin hanya terjadi secara kebetulan, alih-alih efek nyata dari latihan.
Gambaran yang lebih besar
Ini adalah studi kecil yang melibatkan lansia sehat, sebagian besar berkulit putih, dan studi ini mengamati satu aplikasi latihan otak tertentu.
Temuan ini mungkin tidak berlaku untuk orang dengan masalah memori atau jenis program pelatihan otak lainnya, atau untuk hasil jangka panjang.
Intervensi ini relatif singkat. Penelitian menemukan bahwa sebagian besar intervensi yang bertujuan untuk meningkatkan kinerja kognitif yang berhasil biasanya berlangsung setidaknya empat hingga enam bulan.
Partisipasi jangka panjang hampir pasti merupakan kunci untuk mencapai peningkatan kesehatan otak yang langgeng.
Studi seperti ini mengandalkan pemindaian otak sebagai indikator awal manfaat, tetapi masih harus dilihat apakah perubahan biologis ini menghasilkan peningkatan fungsi yang langgeng.
Para peneliti sedang menguji apakah program pelatihan otak serupa dapat membantu orang yang menunjukkan tanda-tanda awal demensia.
Studi-studi ini akan mengungkapkan apakah peningkatan aktivitas otak dengan cara ini dapat memperlambat penurunan kognitif pada mereka yang sudah menunjukkan gejala.
Intervensi intensitas tinggi – seperti yang diuji yang membutuhkan dua setengah jam pelatihan per minggu – mungkin tidak cocok untuk semua orang.
Misalnya, orang dengan masalah kognitif yang sudah ada yang ingin meningkatkan kesejahteraan kognitif mereka mungkin kesulitan mengakses program digital.
Mereka mungkin membutuhkan lebih banyak intervensi berbasis komunitas, suportif, dan berintensitas lebih rendah.
Agar program demensia efektif, rekrutmen harus inklusif, terutama menjangkau orang-orang dari kelompok kurang terlayani yang berisiko tinggi.
Penuaan kognitif dibentuk oleh banyak faktor – termasuk aktivitas fisik, koneksi sosial, pola makan sehat, dan kesejahteraan mental – sehingga pelatihan otak kemungkinan hanya merupakan salah satu bagian dari pendekatan yang lebih luas untuk mendukung kesehatan otak dan pencegahan demensia.
Menjaga pikiran tetap aktif mungkin tidak menghentikan penuaan, tetapi dapat membantu otak tetap awet muda lebih lama.

2 hours ago
2












































