Presiden Sukarno.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Siapa bilang ideologi dan pemikiran Bung Karno hanya untuk Indonesia. Kenyataannya, apa yang pernah dilontarkan sang proklamator bangsa ini mendunia, mempengaruhi pemikiran dan sikap sejumlah pemimpin dunia.
Salah satunya adalah gerakan non-blok yang pernah disuarakannya. Pada masa awal Indonesia berdiri, dunia terpecah menjadi blok barat dan timur. Blok Barat merupakan Amerika dan sekutunya. Sedangkan blok Timur adalah Uni Soviet yang kini bernama Rusia dan sejumlah negara lainnya.
Indonesia mengikuti blok mana? Jawabannya adalah non-blok. Tidak memihak salah satunya, tapi bisa berhubungan baik dengan semua blok.
Sikap unik ini ternyata mengilhami presiden Mesir kala itu, Gamal Abdul Naser untuk juga bersikap non-blok. Kemudian sejumlah negara juga mengikuti sikap Bung Karno dalam bernegara sehingga mengukuhkan supremasi dan muruah negaranya di mata dunia.
Ketua Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Arief Hidayat menyatakan ideologi Presiden pertama RI Soekarno atau Bung Karno tidak hanya relevan bagi bangsa Indonesia, tapi juga layak ditawarkan sebagai solusi ideologis di tingkat global.
Dia menekankan pentingnya kembali pada ajaran-ajaran Soekarno seperti Pancasila, Trisakti, dan Marhaenisme, bukan hanya untuk menyelamatkan arah politik nasional, tapi juga untuk memberi warna pada peradaban global yang menurutnya mulai kehilangan pijakan etik dan ideologis.
“Saya punya pengalaman banyak di forum internasional, termasuk saat menjabat sebagai Presiden Mahkamah Konstitusi se-Asia. Di sana saya sampaikan, ideologi Soekarno sangat khas dan orisinal. Teman-teman di luar negeri bahkan bilang, ini bukan cuma ideologi Indonesia, tapi layak jadi ideologi dunia,” kata Arief dalam Halalbihalal DPP PA GMNI bertajuk Memperkuat Kesalehan dan Solidaritas Sosial untuk Indonesia Raya di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu.
sumber : Antara