COP30 Diharapkan Jadi Titik Balik Penanganan Krisis Iklim

21 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, BRASILIA – Ketua Pertemuan Perubahan Iklim PBB (COP30), Andre Correa do Lago, berharap konferensi yang akan digelar di Belem, Brasil, pada November mendatang dapat menjadi titik balik dalam penanggulangan krisis iklim global. Ia menyerukan agar negara-negara membuat komitmen pemangkasan emisi yang lebih ambisius dan realistis.

COP30 akan menandai satu dekade sejak disepakatinya Perjanjian Paris. Namun, momen ini juga dibayangi oleh keluarnya Amerika Serikat untuk kedua kalinya dari perjanjian tersebut, memperlihatkan tantangan politik dalam menjaga komitmen iklim global.

“(COP30) dapat menjadi titik balik dalam transisi bersejarah kita yang menutup kesenjangan dan memetakan arah menuju era kemakmuran baru yang berkelanjutan dan inklusif,” tulis Correa dalam surat yang dikirim ke hampir 200 negara peserta COP, Jumat (9/5/2025), seperti dikutip dari Terra Daily.

Correa mengakui dunia menghadapi tantangan yang sangat besar, termasuk ketegangan geopolitik dan terus meningkatnya suhu global. Ia mendorong komunitas internasional untuk memobilisasi diri menghadapi krisis iklim yang semakin mendesak.

Sejumlah negara besar, termasuk Cina dan Uni Eropa, belum menyerahkan pembaruan komitmen penurunan emisi nasional (NDC) mereka untuk periode hingga 2035 kepada PBB. Padahal, sesuai aturan Perjanjian Paris, NDC harus diperbarui setiap lima tahun.

“Semua orang tampaknya sangat berkomitmen untuk mengembangkan NDC mereka, dan saya yakin pada September sudah banyak negara yang menyerahkannya,” ujar Correa kepada wartawan di sela pertemuan persiapan COP30 di Kopenhagen.

CEO COP30 Ana Toni menambahkan, partisipasi negara dalam aksi iklim mengalami peningkatan signifikan. “Kualitas komitmen negara-negara telah berubah sangat besar,” ujarnya.

Dengan mundurnya AS dari Perjanjian Paris, perhatian kini tertuju pada negara penghasil emisi terbesar lainnya. Presiden Cina Xi Jinping bulan lalu menegaskan bahwa negaranya tidak akan melambatkan upaya iklim dan akan menyerahkan NDC terbaru sebelum COP30.

Komitmen baru Cina diklaim akan mencakup semua sektor ekonomi dan seluruh jenis emisi gas rumah kaca, tidak hanya karbon dioksida. Di sisi lain, Komisi Eropa telah mengusulkan target pengurangan emisi sebesar 90 persen dari tingkat tahun 1990 pada tahun 2040, meski target itu dianggap terlalu ambisius oleh sebagian negara anggota.

Dalam suratnya, Correa memperingatkan bahwa dunia berisiko menghadapi krisis baru dengan strategi lama yang sudah tidak relevan. Ia menekankan pentingnya COP30 sebagai ajang memperluas aksi iklim di luar ranah negosiasi formal dan sebagai momentum untuk “mengubah lintasan hubungan manusia dengan planet ini.”

Read Entire Article
Politics | | | |