Debat Soal Larangan Wisuda dengan Siswa Baru Lulus, Dedi Mulyadi: Logikanya Dimana?

7 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Rekaman video yang memperlihatkan seorang pelajar yang baru lulus mengeluhkan kebijakan penghapusan wisuda perpisahan di sekolah kepada Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi viral di media sosial. Sebab, pelajar tersebut mengaku miskin dan tidak punya rumah akan tetapi di satu sisi masih ingin kebijakan wisuda perpisahan tidak dihapus.

Seperti diketahui, Dedi Mulyadi menghapus kebijakan studi tour dan wisuda perpisahan di sekolah karena mengharuskan orangtua siswa membayar sejumlah uang. Kegiatan tersebut dianggap membebankan orangtua siswa yang tidak mampu.

Pada rekaman video yang diunggah di akun Instagram Dedi Mulyadi, terlihat Dedi Mulyadi menanyakan kepada sejumlah warga Bekasi yang dikumpulkan di sebuah ruangan tentang anak sekolah yang bercerita di media sosial mengenai penghapusan kebijakan wisuda perpisahan di sekolah. Diketahui, para warga dikumpulkan untuk membahas uang kerohiman setelah warga diminta untuk pindah dari tanah yang ditempati dan bukan miliknya.

"Lalu anak SMP yang bercerita kemarin itu anaknya siapa," ujar Dedi kepada warga seperti dikutip, Senin (28/4/2025).

"Anak saya pak," ucap salah seorang ibu.

Sementara itu, anak yang dimaksud langsung mengacungkan tangan dan menjawab bahwa dirinya bukan anak SMP. Akan tetapi pelajar SMA yang saat ini sudah lulus dan hendak kuliah. "Mohon maaf pak, saya bukan anak SMP saya udah lulus sekolah," ucap anak tersebut yang diketahui bernama Aura lulusan SMAN 1 Cikarang Utara.

"Lulus dari mana," tanya Dedi.

"Lulus dari SMA terus mau melanjutkan kuliah," balas Aura.

"Ada yang menarik ya bukan soal penggusuran, ini sekolah gak boleh ada perpisahan, gak boleh ada studi tour, bagaimana itu," tanya Dedi.

"Begini Pak, kalau sekolah tanpa wisuda semua orang itu gak mampu banyak rakyat miskin," kata dia.

"Gak punya rumah lagi," kata Dedi.

"Iya," kata Aura.

"Rumah di bantaran kali lagi. Tapi sekolah mau gaya-gayaan mau ada wisuda," kata Dedi.

"Tepatnya bukan wisuda tapi tepatnya wisuda pengeluarannya dibikin lebih sedikit terus dibuat proyek tapi dibikin wisuda tapi terselenggara," kata Aura.

Dedi pun langsung memotong pernyataannya dan menanyakan tentang SMP negara mana yang dilakukan wisuda. Ia menyebut bahwa hanya di negara Indonesia terdapat wisuda kelulusan bagi pelajar padahal wisuda hanya untuk yang kuliah.

"Anak TK diwisuda, punya rumah gak dia? Gak dia di bantaran sungai, SMP wisuda lagi, punya rumah gak, gak. SMA diwisuda, punya rumah gak? Gak. Kemudian ada ibu-ibu nangis harus bayar Rp 5,4 juta untuk studi tour ke Bali. Pada akhirnya sekolah ditelepon Kadisdik dan dibatalkan studi tour," papar Dedi.

Gubernur pun menegaskan bahwa ia melakukan itu demi kepentingan masyarakat khususnya orangtua siswa agar tidak terbebani. Namun begitu, Aura tetap kekeuh dengan pendirian dan alasannya.

"Maksudnya bukan begitu Pak, biar adil Pak. Semua murid biar merasakan perpisahan," kata Aura.

Read Entire Article
Politics | | | |