Di Perhelatan Indonesia Berdoa, Serian Wijatno: Kekuatan Spiritual Perkuat Persatuan Bangsa

13 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Upaya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa harus dilakukan dengan berbagai ikhtiar. Salah satunya dengan ikhtiar spiritual yakni doa bersama lintas agama untuk Indonesia.

Hal itu ditegaskan Ketua Panitia Doa Bersama Forum Masyarakat Indonesia Emas (Formas), Dr Serian Wijatno menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta Sabtu malam (18/10/2025) usai acara "Indonesia Berdoa: Bersatu, Berkeadilan, dan Sejahtera Melalui Semangat Kolaborasi" di Ballroom Kuningan City Mall, Jakarta.

Menurut Serian Wijatno yang juga Ketua Dewan Pakar Formas ini, doa bersama diharapkan dapat menjadi kekuatan bagi bangsa Indonesia untuk mencapai kesejahteraan bersama.

"Kita harus terus memperkuat kerja sama dan toleransi antarumat beragama untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan sejahtera. Kami adalah anak-anak bangsa yang ingin menundukkan kepala, menenangkan hati, dan menyerahkan seluruh harapan kita kepada Tuhan YME di tengah dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara yang menguji persaudaraan kita sehingga melahirkan kegelisahan," terang Serian.

Karena itulah, lanjut Serian, acara “Indonesia Berdoa" ini adalah sebuah ajakan untuk melihat bahwa doa bukanlah pelarian dari realitas, melainkan titik awal kebangkitan kita sebagai anak bangsa.

"Karena itu, kolaborasi disini bukan hanya tentang bekerja bersama, melainkan tentang bersama- sama untuk menegakkan keadilan, menghapus kepentingan sempit, dan membangun kesejahteraan yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia," ujar dia.

Serian yang juga Ketua Umum Persatuan Islam Tionghoa Indonesia ini mengingatkan bahwa setiap bangsa besar memiliki kekuatan spiritual yang mempersatukan. Dari masjid hingga gereja, dari pura hingga vihara, dari klenteng hingga rumah sederhana.

Semua tempat suci itu, kata dia, menggemakan hal yang sama yakni cinta, persaudaraan dan pengharapan sehingga hari ini, suara doa kita berpadu menjadi satu nada kebangsaan," tutur Bendahara Umum Dewan Masjid Indonesia ini.

Serian yang juga pemerhati pendidikan dan sosial kemasyarakatan itu berharap melalui acara ini tidak hanya berdoa dengan kata-kata, tetapi juga berdoa dengan tindakan, dengan kolaborasi, dan dengan kasih.

"Semoga Indonesia semakin teguh, berkeadilan, dan sejahtera menuju masa depan yang dirahmati Tuhan dan dipersatukan oleh nilai-nilai kebajikan," ujar dia.

Lukisan Tuhan

Hal yang sama disampaikan Menteri Agama (Menag) RI Prof KH Nasaruddin Umar. Dia mengatakan, doa bersama, lintas agama ini menandai tekad bersama untuk menjaga keutuhan dan keharmonisan bangsa.

Hal itu sejalan dengan konsep kurikulum cinta yang digagas Menag sehingga perlu menjadi pedoman kehidupan yang kokoh agar perbedaan yang ada dapat dirangkai menjadi kekuatan bersama dalam bingkai kebinekaan.

"Kurikulum cinta perlu ditata sedemikian rupa bagaimana supaya perbedaan ini diramu menjadi sebuah lukisan. Kebhinekaan ini adalah lukisan Tuhan, tidak boleh ada siapa pun yang merusaknya. Indonesia ini adalah lukisan Tuhan yang terindah di dunia,” ujar Menag.

‎Menag juga mengajak seluruh masyarakat untuk memperbanyak ruang spiritualitas dan tempat ibadah sebagai sarana penyadaran dan mendekatkan diri kepada Tuhan.

”Makin banyak tempat-tempat berdoa kepada Tuhan, makin banyak tempat penyadaran diri terhadap Tuhannya. Itu lebih baik daripada rumah-rumah preman yang mengajak orang menjauhi Tuhan,” ujarnya.

Sementara Ketua Dewan Pembina Formas, Hashim Djojohadikusumo menekankan pentingnya kolaborasi dan persatuan nasional di tengah ancaman perpecahan.

“Kita tahu banyak negara terpolarisasi karena tidak mau mencari titik kesamaan. Saya bangga terhadap Presiden RI Prabowo Subianto atas berbagai kemajuan yang dicapai. Namun, kita tetap harus waspada terhadap praktik korupsi dan terus mengawal program-program seperti Sekolah Rakyat untuk memperbaiki nasib jutaan anak bangsa,” ujar Hashim dalam pidatonya.

Sedangkan Ketua Umum Formas, Handoyo Budhisedjati, menegaskan bahwa acara doa untuk Indonesia ini dilakukan dalam rangka HUT pertama Formas.

Dia berharap momentum doa lintas agama ini menjadi awal kebangkitan moral dan spiritual bangsa menuju cita-cita Indonesia Emas 2045 — bangsa yang adil, makmur, dan berkeadaban.

Acara "Doa untuk Indonesia" ini selain dihadiri Menteri Agama, Prof KH Nasaruddin Umar, juga dihadiri Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Arifah Fauzi, Wakil Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman Fahri Hamzah, Ketua Pembina Formas Hashim Djojohadikusumo, dan Ketua Umum Formas Yohanes Handoyo Budhisedjati, Mahfud MD, Habib Luthfi bin Yahya, serta sejumlah tokoh nasional dan para pejabat termasuk pimpinan ormas lintas agama.

Read Entire Article
Politics | | | |