DPRD DIY Ajak Tahun Baru Tanpa Hura-Hura, Ingatkan Solidaritas untuk Korban Banjir

3 hours ago 6

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Libur panjang Natal dan Tahun Baru (Nataru) selalu menjadi momentum yang dinanti masyarakat. Di Daerah Istimewa Yogyakarta hampir selalu menjadi magnet bagi pelancong yang ingin menghabiskan akhir tahun dengan suasana tradisi, destinasi wisata, dan kuliner khas. Namun di tengah meningkatnya aktivitas pariwisata, DPRD DIY mengingatkan agar euforia Nataru tidak diekspresikan secara berlebihan dengan hura-hura dan foya-foya.

Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, mengajak masyarakat untuk menjadikan Nataru sebagai waktu refleksi dan kepedulian sosial. Ia mengatakan pergantian tahun seharusnya tidak diisi dengan pesta berlebihan, terlebih ketika banyak saudara sebangsa yang tengah menghadapi cobaan akibat bencana alam yang beberapa waktu lalu terjadi di berbagai wilayah Sumatra, seperti Sumatra Utara, Sumatera Barat dan Aceh.

"Tahun Baru kita maknai dengan sederhana. Hari ini kita sama-sama berdoa saudara-saudara kita di Sumatera Utara, di Aceh dan berbagai daerah di Sumatera yang baru saja terkena bencana, mudah-mudahan segera diringankan oleh Allah SWT," kata Eko, Senin (15/12/2025).

Suasana suka cita yang hadir pada momen libur Natal dan Tahun Baru, kata Eko, perlu diimbangi dengan empati dan solidaritas. Banyak warga yang kehilangan rumah, mata pencaharian, bahkan anggota keluarga akibat bencana. Kondisi tersebut menjadi alasan mendalam untuk mengajak masyarakat menahan diri dari perayaan yang bersifat konsumtif dan berlebihan.

"Makna (pergantian) Tahun Baru tidak boleh dimaknai dengan hura-hura dengan foya-foya, tidak. Kalau ada rezeki, mari kita donasikan untuk saudara-saudara kita yang hari ini kena bencana," ujarnya.

Meski begitu, Eko mengatakan ajakan tersebut bukan untuk menghilangkan kegembiraan masyarakat dalam merayakan Nataru, melainkan mengarahkan agar perayaan dilakukan secara lebih bijak dan bermakna. Kesederhanaan dalam merayakan momentum Nataru justru dapat menghadirkan nilai spiritual dan kemanusiaan yang lebih dalam.

Eko juga berharap masyarakat lokal maupun wisatawan dapat ikut menjaga suasana perayaan yang tertib, aman, dan penuh empati. Ia juga mendorong berbagai pihak, baik individu, komunitas, maupun pelaku usaha, untuk menyalurkan kepedulian melalui donasi, penggalangan bantuan, atau aksi sosial bagi para korban bencana.

"Kita menjaga keamanan bersama, kenyamanan bersama momen Nataru di Yogyakarta," ungkapnya.

Diketahui, korban meninggal dunia akibat rentetan bencana banjir bandang dan longsor yang melanda Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat kembali bertambah. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat total korban jiwa mencapai 1.006 orang hingga Sabtu (13/12), meningkat dibandingkan sehari sebelumnya yang tercatat 995 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menyampaikan penambahan jumlah korban terjadi berdasarkan hasil pemutakhiran data dari tiga provinsi terdampak. Rekapitulasi tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB.

"Per hari ini, dari data kami secara umum korban meninggal dunia dari rekapitulasi tiga provinsi menunjukkan angka 1.006 jiwa," ujar Abdul Muhari.

Berdasarkan rincian BNPB, Aceh menjadi wilayah dengan jumlah korban meninggal terbanyak, yakni 415 jiwa. Sementara di Sumatra Utara tercatat 349 korban meninggal, dan di Sumatra Barat sebanyak 242 jiwa. Abdul Muhari menjelaskan, peningkatan data korban meninggal terjadi di seluruh wilayah terdampak. Di Aceh, jumlah korban bertambah dari 411 menjadi 415 jiwa. Sumatra Utara mengalami kenaikan dari 343 menjadi 349 korban, sedangkan Sumatra Barat bertambah satu orang dari 241 menjadi 242 jiwa.

Sementara itu, jumlah warga yang masih dinyatakan hilang tercatat sebanyak 217 orang. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan sehari sebelumnya yang mencapai 226 orang, seiring berjalannya proses pencarian dan evakuasi.

BNPB juga mencatat jumlah pengungsi akibat bencana tersebut mencapai 654.642 jiwa. Jumlah ini menurun signifikan dibandingkan data 12 Desember yang mencatat sebanyak 884.889 pengungsi, seiring sebagian warga mulai kembali ke rumah atau berpindah ke lokasi yang lebih aman.

Read Entire Article
Politics | | | |