Duh! Survei Bank Indonesia Catat Penjualan Elektronik dan Alat Rumah Tangga Bulan April Loyo

7 hours ago 4

Oleh : Awalil Rizky, Ekonom Bright Institute

REPUBLIKA.CO.ID,

Penjualan eceran April 2025 turun dibanding satu bulan dan setahun sebelumnya. Indeks Penjualan Riil (IPR) April 2025 tercatat sebesar 235,5 atau turun 5,1 persen dari Maret 2025 yang sebesar 248,28. Turun 0,31 persen dibanding IPR April 2024 yang sebesar 236,3.

IPR Mei 2025 diprakirakan oleh survei Bank Indonesia akan mencapai 234,0 atau secara tahunan tumbuh sebesar 2,6 persen dibanding Mei 2024. Akan tetapi secara bulanan masih akan kontraksi atau turun 0,64 persen dibanding April 2025.

Siaran pers Bank Indonesia atas survei Penjualan Eceran terkini justru berjudul, “Penjualan Eceran Mei 2025 Diprakirakan Meningkat”. Isi siaran lebih menekankan kenaikan yang diprakirakan akan terjadi pada bulan Mei, bukan pada penurunan bulan April.

Survei Penjualan Eceran (SPE) adalah survei rutin bulanan yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai prompt indikator konsumsi rumah tangga. Data utama yang dihasilkan berupa Indeks Penjualan Riil (IPR) sebagai indikator konsumsi rumah tangga yang dipantau melalui penjualan retail.

IPR menunjukkan perbandingan total penjualan eceran riil bulan berjalan terhadap total penjualan di tahun dasar yaitu tahun 2010. Indeks pada tahun dasar dinyatakan sebesar 100. Nilai IPR April 2025 sebesar 235,5 artinya penjualan riil bulan tersebut mencapai 235,5 persen dibanding tahun 2010.

SPE Bank Indonesia telah dilaksanakan sejak September 1999 sampai dengan September 2000 di DKI Jakarta. Sejak Oktober 2000 sampai dengan Desember 2009 dilakukan di DKI Jakarta, Surabaya, Semarang, Bandung, dan Medan. Kemudian pada Januari 2010 sampai dengan saat ini ditambah Denpasar, Banjarmasin, Makassar, dan Manado. Jumlah responden SPE sekitar ±700 pengecer di pasar modern seperti supermarket dan hypermarket, maupun pedagang lainnya di pasar tradisional.

IPR Menurut Kategori

Indeks Penjualan Riil (IPR) hasil Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia dirinci dalam 7 kategori atau kelompok barang dan jasa. Antara lain: 1. Suku Cadang dan Aksesori; 2. Makanan, Minuman dan Tembakau; 3. Bahan Bakar Kendaraan Bermotor; 4. Peralatan Informasi dan Komunikasi; 5. Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya; 6. Barang Budaya dan Rekreasi; dan 7. Barang Lainnya.

Tiga kategori memiliki nilai IPR bulan April 2025 lebih dari 100, artinya penjualan riil lebih banyak dibanding tahun 2010. Berurutan secara besaran nilai sebagai berikut: Makanan, Minuman dan Tembakau (334,8), Suku Cadang dan Aksesori (137,3), dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (104,0).

Kategori Makanan, Minuman dan Tembakau mencapai rekor IPR tertinggi selama ini pada Maret 2025, yakni sebesar 350,3. IPR April 2025 masih tertinggi kedua, namun mulai turun. Diprakirakan penurunan masih berlanjut pada Mei 2025.

Dalam hal kategori Suku Cadang dan Aksesori memang masih cukup tinggi, namun melanjutkan tren menurun dari Januari, Februari dan Maret 2025. Bahkan, masih jauh lebih rendah dibanding era prapandemi Januari 2019 sampai dengan Februari 2020. Dan diprakirakan Mei 2025 akan turun.

Empat kategori memiliki nilai IPR April 2025 kurang dari 100, penjualan riil lebih sedikit dibanding tahun 2010. Antara lain sebagai berikut: Peralatan Informasi dan Komunikasi (92,4), Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (82,3), Barang Budaya dan Rekreasi (59,7), dan Barang Lainnya (88,2).

IPR Peralatan Informasi dan Komunikasi April 2025 merupakan yang terendah kedua selama belasan tahun terakhir, setelah Oktober 2024 yang sebesar 92,2. Jika prakiraan Mei 2025 sebesar 90,9 akan terjadi, maka menjadi yang terendah.

Perlu diketahui IPR kelompok ini sempat kisaran lebih dari 400 pada tahun 2016 dan 2017. Bahkan, saat pandemi tahun 2020 pun rata-rata masih di atas 200 tiap bulannya. Tren penurunan IPR di bawah 100 berlangsung selama setahun terakhir.

IPR Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya April 2025 merupakan rekor terendah selama ini. IPR nya diprakirakan meningkat pada Mei 2025, namun hanya menjadi sebesar 86,9. Tren nilai di bawah 100 telah berlangsung selama 3 tahun teakhir.

IPR Barang Budaya dan Rekreasi memang relatif stagnan pada tingkat penjualan yang rendah, hanya 59,7 pada April 2025. Sebulan sebelumnya sebesr 59,8 pada Maret 2025 dan diprakirakan 59,8 pada Mei 2025. IPR kategori ini memang hanya kisaran 60 selama 5 tahun terakhir.

IPR Barang Lainnya menunjukkan tingkat penjualan riil yang sulit melampaui tahun 2010 selama 5 tahun terakhir. Hanya terdapat beberapa bulan yang nilainya sedikit melebihi 100. Diantara barang yang termasuk kelompok ini adalah sandang, yang tingkat penjualannya juga sulit meningkat.

Dari uraian di atas, indikasi pelemahan daya beli masyarakat selama beberapa tahun terakhir makin terbukti. IPR kelompok barang dan jasa yang di bawah 100 dan cenderung menurun merupakan kebutuhan sekunder atau bahkan tersier. Penjualan riil dilihat dari sisi pedagang atau pembelian dari sisi masyarakat lebih rendah dibanding tahun 2010.

Read Entire Article
Politics | | | |