Dunia Gagal Membangun Ekonomi Sirkular, Limbah Menumpuk

2 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Laporan Circularity Gap Report (CGR) 2025 mengungkap hanya 6,9 persen dari 106 miliar ton material yang digunakan setiap tahun berhasil didaur ulang. Artinya, lebih dari 90 persen material ekonomi global masih berakhir di tempat pembuangan akhir atau mengotori lingkungan.

CGR yang disusun Circle Economy bersama Deloitte Global menunjukkan penurunan tingkat sirkularitas global hingga 2,2 persen sejak 2015. Tren ini memperparah krisis limbah global karena laju konsumsi material terus melesat, melampaui kapasitas sistem daur ulang yang ada saat ini.

Untuk pertama kalinya, laporan ini menganalisis secara menyeluruh bagaimana aliran material masuk, tertimbun, dan keluar dari sistem ekonomi. Hasilnya, sistem ekonomi dunia gagal mengelola siklus material secara sirkular dan justru mendorong krisis lingkungan semakin dalam.

“Bahkan dalam skenario terbaik, kita tidak bisa mengatasi krisis planet hanya dengan mengandalkan daur ulang,” kata CEO Circle Economy Ivonne Bojoh, Rabu (14/5/2025).

Ia menekankan perlunya perubahan sistemik, termasuk desain produk yang tangguh dan modular, pengelolaan biomassa secara berkelanjutan, serta larangan pembuangan material daur ulang ke TPA.

Meskipun penggunaan material daur ulang meningkat sekitar 200 juta ton dalam periode 2018–2021, percepatan konsumsi global jauh lebih besar. Ironisnya, mayoritas material daur ulang justru berasal dari limbah industri dan konstruksi. Limbah rumah tangga hanya menyumbang 3,8 persen dari total bahan yang berhasil didaur ulang.

“Perubahan ini tidak akan terjadi tanpa keterlibatan kita semua. Kita harus berani memilih, bertindak, dan berinvestasi untuk menerapkan solusi sirkular,” kata Bojoh.

Sebagai langkah konkret, Circle Economy juga meluncurkan CGR Dashboard, pusat data global yang menyajikan jutaan titik data dari edisi laporan sebelumnya. Tujuannya membuka akses informasi sirkularitas bagi pembuat kebijakan, pelaku bisnis, dan masyarakat.

Laporan ini menyerukan penetapan target global untuk ekonomi sirkular. Termasuk menekan ketergantungan terhadap material mentah, mendorong pemakaian ulang komponen, serta menjadikan material daur ulang sebagai standar industri. Dalam skenario ideal, tingkat sirkularitas global bisa mencapai 25 persen, namun itu baru tercapai jika seluruh material daur ulang benar-benar diproses ulang secara efisien.

“Kita harus mengubah cara kita membangun, memproduksi, dan mengonsumsi. Tanpa itu, ekonomi sirkular hanya akan menjadi jargon kosong di tengah gunungan limbah dunia,” tulis laporan itu.

Read Entire Article
Politics | | | |