REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA- Rasulullah SAW mengungkap tentang keberadaan empat golongan dalam kehidupan dunia. Siapa saja mereka?
عن أبي كبشة الأنماري قال: سمعت النبي صلى الله عليه وسلم يقول ثَلَاثَةٌ أُقْسِمُ عَلَيْهِنَّ وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ مَا نَقَصَ مَالُ عَبْدٍ مِنْ صَدَقَةٍ وَلَا ظُلِممَ عَبْدٌ مَظْلَمَةً فَصَبَرَ عَلَيْهَا إِلَّا زَادَهُ اللَّهُ عِزًّا وَلَا فَتَحَ عَبْدٌ بَابَ مَسْأَلَةٍ إِلَّا فَتَحَ اللَّهُ عَلَيْههِ بَابَ فَقْرٍ أَوْ كَلِمَةً نَحْوَهَا وَأُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا فَاحْفَظُوهُ قَالَ إِنَّمَا الدُّنْيَا لِأَرْبَعَةِ نَفَرٍ عَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَ مَالًا وَعِلْمًا فَهُوَ يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَيَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَيَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَفْضَلِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ رَزَقَههُ اللَّهُ عِلْمًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ مَالًا فَهُوَ صَادِقُ النِّيَّةِ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَاالًا لَعَمِلْتُ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ فَأَجْرُهُمَا سَوَاءٌ وَعَبْدٍ رَزَقَهُ اللَّهُ مَالًا وَلَمْ يَرْزُقْهُ عِلْمًا فَهُوَ يَخْبِطُ فِي مَالِهِ بِغَيْرِ عِلْمٍ لَا يَتَّقِي فِيهِ رَبَّهُ وَلَا يَصِلُ فِيهِ رَحِمَهُ وَلَا يَعْلَمُ لِلَّهِ فِيهِ حَقًّا فَهَذَا بِأَخْبَثِ الْمَنَازِلِ وَعَبْدٍ لَمْ يَرْزُقْهُ اللَّهُ مَالًا وَلَا عِلْمًا فَهُوَ يَقُولُ لَوْ أَنَّ لِي مَالًا لَعَمِلْتُ فِيهِ بِعَمَلِ فُلَانٍ فَهُوَ بِنِيَّتِهِ
Dari Abu Kabasyah al-Anmari RA, dia berkata, “Rasulullah SAW bersabda, “Tiga perkara, aku bersumpah atasnya dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kalian menjaganya.” Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah harta seorang berkurang karena sedekah, tidaklah seseorang diperlakukan secara zalim lalu dia bersabar melainkan Allah akan menambahkan kemuliaan untuknya, dan tidaklah seorang hamba membuka pintu minta-minta melainkan Allah akan membukakan pintu kemiskinan untuknya – atau kalimat sepertinya – dan aku akan mengatakan suatu hal pada kalian, hendaklah kaian menjaganya.”
Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya dunia itu untuk empat orang (yaitu) pertama, seorang hamba yang dikurniakan Allah harta dan ilmu, dengan ilmu dia bertakwa kepada Allah dan dengan harta dia menyambung silaturahim dan dia mengetahui Allah memiliki hak padanya dan ini adalah tingkatan yang paling baik.
Kedua, selanjutnya hamba yang diberi Allah ilmu tapi tidak diberi harta, niatnya tulus, dia berkata, 'Andai saja aku memiliki harta niscaya aku akan melakukan seperti amalan si fulan, maka dia mendapatkan apa yang dia niatkan, pahala mereka berdua sama.
Ketiga, selanjutnya hamba yang diberi harta oleh Allah tapi tidak diberi ilmu, dia melangkah serampangan tanpa ilmu menggunakan hartanya, dia tidak takut kepada Rabbnya dengan harta itu dan tidak menyambung silaturrahimnya serta tidak mengetahui hak Allah padanya, ini adalah tingkatan terburuk.
Keempat, selanjutnya orang yang tidak diberi Allah harta atau pun ilmu, dia bekata, 'Andai aku punya harta tentu aku akan melakukan seperti yang dilakukan si fulan yang serampangan menguruskan hartanya, dan niatnya benar, dosa keduanya sama.” (HR Tirmidzi).
Meskipun orang-orang beriman mempercayai Nabi mereka SAW dalam segala hal yang beliau sampaikan tanpa sumpah atau bersumpah, namun hal ini merupakan syarat keimanan, yang tanpanya agama tidak sah.
BACA JUGA: Israel Klaim Paling Yahudi tetapi Langgar 10 Perintah yang Murni dalam Taurat
Akan tetapi, Nabi SAW bersumpah atas tiga hal ini, baik untuk menguatkan apa yang beliau sampaikan, atau untuk memotivasi orang yang mendengarnya agar melaksanakan apa yang dituntut oleh sabdanya, atau karena apa yang tampak oleh manusia bertentangan dengan apa yang beliau sampaikan dan tegakkan, maka beliau pun bersumpah atas hal itu.