Zulfia Habidah
Info Terkini | 2025-06-27 18:07:15
Kegiatan pengabdian masyarakat bertema "Edukasi Penggolongan Obat dan Cara Membaca Label Obat" berhasil meningkatkan pemahaman ibu rumah tangga di RT 01 Kembangan, Gresik, dari 45% menjadi 85%.
Kegiatan yang diikuti ibu rumah tangga ini dilaksanakan di Jalan Saphire 1, Kecamatan Kebomas, dengan metode edukasi menggunakan papan obat dan evaluasi pre-post test. Selain itu, peserta juga mendapatkan akses e-magazine yang berisi penjelasan lengkap tentang penggolongan obat dan berbagai sediaan obat.
Ibu rumah tangga berperan sebagai garda terdepan dalam menjaga kesehatan keluarga, sehingga pemahaman mereka tentang penggunaan obat yang aman sangat penting. Data BPOM menunjukkan kesalahan penggunaan obat menjadi penyebab utama kejadian tidak diinginkan di bidang kesehatan. Padahal, pengetahuan masyarakat tentang penggolongan obat masih rendah.
• Media Edukasi Inovatif
Kegiatan ini menggunakan media papan obat yang memudahkan peserta melihat langsung contoh nyata berbagai jenis obat dan bentuk sediaannya. Papan obat dilengkapi dengan sample obat dari setiap kategori, mulai dari tablet, kapsul, sirup, hingga salep. "Dengan melihat langsung contoh obat pada papan, ibu-ibu lebih mudah memahami perbedaan antar kategori obat," kata salah satu peserta.
Sebagai tindak lanjut, peserta mendapatkan e-magazine digital yang dapat diakses kapan saja melalui smartphone. E-magazine ini berisi panduan lengkap penggolongan obat, cara membaca label, dan tips penyimpanan obat yang dapat dibagikan kepada keluarga dan tetangga.
Materi edukasi mencakup sistem klasifikasi obat di Indonesia yang terbagi empat kategori:
1. Obat Bebas (Lingkaran Hijau) dapat dibeli tanpa resep di apotek atau warung, seperti paracetamol dan vitamin C.
2. Obat Bebas Terbatas (Lingkaran Biru) dapat dibeli tanpa resep namun perlu konsultasi apoteker, seperti antasida dan obat batuk.
3. Obat Keras (Lingkaran Merah + huruf K) hanya diperoleh dengan resep dokter, mencakup antibiotik dan obat hipertensi.
4. Narkotika (Lingkaran Merah + tanda plus) memerlukan resep khusus dengan pengawasan ketat karena potensi ketergantungan tinggi.
Peserta juga mempelajari berbagai bentuk sediaan obat melalui papan obat dan e-magazine:
1. Sediaan Padat meliputi tablet (seperti paracetamol), kapsul (amoxicillin), dan suppositoria untuk penggunaan rektal.
2. Sediaan Cair berupa sirup yang mudah ditelan anak-anak, suspensi yang perlu dikocok sebelum digunakan, dan injeksi dengan onset kerja tercepat.
3. Sediaan Semi Padat mencakup salep untuk kulit kering, krim yang mudah menyerap, dan gel dengan tekstur jernih.
4. Sediaan Gas seperti aerosol dan inhaler untuk pengobatan asma dan gangguan pernapasan.
Peserta juga diedukasi cara membaca label obat dengan benar, termasuk:
- Dosis dan aturan pakai
- Tanggal kedaluwarsa
- Nomor registrasi BPOM
- Kontraindikasi dan peringatan
- Kondisi penyimpanan
Kesalahan membaca informasi obat dapat berakibat fatal. Setiap tahun ribuan kasus keracunan obat terjadi akibat kesalahan dosis atau penggunaan obat kedaluwarsa. Kegiatan dimulai dengan senam kesehatan untuk menyegarkan pikiran peserta, dilanjutkan pre-test, penyampaian materi menggunakan papan obat berisi contoh nyata, dan post-test.
Para ibu yang telah mendapat edukasi diharapkan menjadi agen perubahan di lingkungannya, menyebarkan pengetahuan penggunaan obat aman kepada keluarga dan komunitas yang lebih luas. Dengan bantuan e-magazine digital yang dapat diakses kapan saja, mereka dapat terus mempelajari dan menyebarkan pengetahuan penggunaan obat aman kepada keluarga dan komunitas yang lebih luas. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang penggolongan obat dan cara membaca label, diharapkan terjadi penurunan kejadian tidak diinginkan akibat kesalahan penggunaan obat di tingkat rumah tangga.
Keberhasilan program ini dapat menjadi rujukan bagi daerah lain dalam mengembangkan strategi edukasi kesehatan masyarakat yang efektif. Langkah selanjutnya adalah memperluas jangkauan program ke RT-RT lainnya di Kabupaten Gresik, serta mengintegrasikan materi edukasi ini ke dalam program Posyandu dan PKK. Kolaborasi dengan puskesmas setempat juga akan memperkuat sustainabilitas program dalam jangka panjang.
Disclaimer
Retizen adalah Blog Republika Netizen untuk menyampaikan gagasan, informasi, dan pemikiran terkait berbagai hal. Semua pengisi Blog Retizen atau Retizener bertanggung jawab penuh atas isi, foto, gambar, video, dan grafik yang dibuat dan dipublished di Blog Retizen. Retizener dalam menulis konten harus memenuhi kaidah dan hukum yang berlaku (UU Pers, UU ITE, dan KUHP). Konten yang ditulis juga harus memenuhi prinsip Jurnalistik meliputi faktual, valid, verifikasi, cek dan ricek serta kredibel.