REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Direktur Eksekutif Citra Komunikasi LSI Denny JA, Toto Izul Fatah, menilai Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) di bawah kepemimpinan Menteri Hanif Faisol Nurofiq tak memiliki eco-conscious yang tinggi. Hal yang disoroti Toto soal KLH yang dinilainya minim dalam merespon Hari Bambu Dunia pada 18 September 2025.
“Sejauh yang saya amati, hingga Jumat kemarin, tak ada perhatian dan respon spesial yang jelas dan tegas dari Pak Menteri Hanif Faisol terhadap Hari Bambu Dunia. Ini benar-benar ironis, karena bambu itu memiliki kaitan sangat erat dengan lingkungan hidup,” kata Toto, dalam siaran pers, Sabtu (20/9/2025).
Seperti diketahui, World Bamboo Day itu diproklamirkan pada Kongres Bambu Dunia ke 8 di Bangkok Thailand pada 18 Septermber tahun 2009. Tujuannya, sebagai bagian dari gerakan peningkatan kesadaran global terhadap bambu.
Menurut Toto, Bambu itu bukan hanya sekadar tanaman ramah lingkungan yang multifungsi buat lingkungan hidup, baik sebagai penghasil oksigen maupun sebagai tanaman penyerap air dan pencegah longsor, juga menjadi tanaman yang memiliki sejarah panjang dengan perjalanan bangsa Indonesia.
“Bambu adalah tanaman asli Indonesia. Dalam bahasa inggris saja disebut bamboo. Itu artinya, bahwa bambu itu berasal dari Indonesia,” ungkapnya.
Hal yang mengherankan, kata Toto, bangsa Indonesia sendiri, termasuk Menteri KLH kurang perhatian. Justru warga dunia seperti China, Jepang, German, India, Thailand, Malaysia, yang sangat peduli dengan bambu.Terbukti, mereka memperingati Hari Bambu Dunia.
Atas dasar itulah, Toto menilai, Menteri Hanif kurang memiliki spirit dan kesadaran terhadap lingkungan hidup. Padahal, menurut Toto, Menteri Lingkungan Hidup itu harusnya menjadi leading sector paling depan dan paling gencar mengampanyekan kesadaran lingkungan hidup. Termasuk, kesadaran untuk merawat aneka tanaman yang ramah lingkungan dan penyumbang terjaganya lingkungan hidup seperti bambu.
Sementera, dalam pengamatan Toto, ironis lainnya, meski dinilai positif, kampanye untuk meningkatkan kesadaran terhadap lingkungan hidup itu justru banyak disuarakan Kementerian Agama dengan Ekoteologinya, Mentan Amran Sulaiman dan Menteri Perindustrian dengan spirit eco-conscious-nya.
Gerakan dengan semangat yang sama, kata Toto, justru juga lebih banyak disuarakan Hashim Djojohadikusumo sebagai Utusan Presiden di Bidang Iklim dan Energi. Seperti diketahui, Hashim menggagas ide perlunya menjadikan Indonesia sebagai Pusat pelatihan dan pelestarian bambu dunia, baik untuk kepentingan ekonomi maupun ekologi.