Gapki Targetkan Ekspor Minyak Sawit ke Rusia Tembus 1 Juta Ton

5 days ago 9

Foto udara truk muatan kelapa sawit antre memasuki pabrik Permata Bunda di Pematang Panggang, Mesuji, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan, Senin (17/7/2023). US Department of Agriculture (USDA) memprediksi produksi minyak sawit Indonesia pada 2023-2024 mencapai 46 juta metrik ton atau naik 3 persen dari periode 2022-2023 yakni sebesar 44,7 juta metrik ton jika tidak ada perubahan cuaca yang ekstrem.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Eddy Martono menegaskan pentingnya kerja sama antara Indonesia dengan Rusia di sektor minyak sawit. Eddy memaparkan minyak sawit merupakan salah satu pilar utama perekonomian Indonesia.

"Industri minyak sawit memegang peranan penting bagi Indonesia. Produksi minyak sawit Indonesia mencapai sekitar 39 juta ton atau 54 persen dari total produksi dunia yang sebesar 92 juta ton," ujar Eddy dalam Forum Bisnis Indonesia-Rusia di Hotel Raffles, Jakarta, Senin (14/4/2025).

Meski menjadi produsen terbesar, sambung Eddy, Indonesia juga tercatat sebagai salah satu konsumen minyak sawit terbesar di dunia. Eddy menyebut sekitar 24 persen produksi nasional berasal dari anggota Gapki.

Eddy menyatakan kesiapan Gapki untuk memperluas kerja sama dengan perusahaan-perusahaan Rusia. Hal ini didorong oleh stagnasi produksi minyak sawit Indonesia dalam lima tahun terakhir, sementara permintaan global terus meningkat.  

"Gapki terbuka bekerja sama dengan perusahaan Rusia. Produksi kami cenderung stagnan, padahal kebutuhan minyak sawit dunia terus naik," ucap Eddy.  

Data terakhir menunjukkan, ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia pada 2024 mencapai 600 ribu ton atau turun dari tahun sebelumnya yang mencatat 680 ribu ton. Eddy optimistis angka ini dapat meningkat secara signifikan.  

"Kami berharap ekspor minyak sawit ke Rusia bisa mencapai satu juta ton. Ini akan memberikan kontribusi besar bagi neraca perdagangan kedua negara," lanjut Eddy. 

Eddy mengatakan Gapki selama ini berperan aktif sebagai mitra pemerintah dalam pengembangan industri kelapa sawit. Eddy menyampaikan ketahanan industri kelapa sawit selama pandemi, yang mana banyak sektor lain terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK).  

"Banyak industri yang mengurangi tenaga kerja saat pandemi, tapi industri sawit justru menambah pekerja. Ini menjadi bukti ketahanan dan kontribusi kami bagi perekonomian," kata Eddy. 

Read Entire Article
Politics | | | |