Gara-Gara Perang Iran-Israel, Erdogan Bersumpah Perbanyak Stok Rudal Turki

4 hours ago 1

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Perang antara Iran dan Israel dinilai oleh Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan dengan cepatnya mencapai "tiada titik balik ". Erdogan pada Jumat (20/6/2025) pun mengumumkan rencana Ankara meningkatkan produksi rudal jarak menengah dan jauh sehingga tak ada negara yang berani menyerang Turki.

Iran dan Israel telah berperang selama delapan hari setelah Israel pada pekan lalu melancarkan serangan yang mereka klaim sebagai upaya pencegahan agar Iran tak bisa memiliki senjata nuklir. Hingga kini, setiap serangan Israel langsung dibalas oleh luncuran rudal-rudal balistik dan hipersonik Iran menuju tanah Israel.

"Sayangnya, genosida di Gaza dan konflik Iran secara cepat mencapai titik di mana tidak bisa kembali. Kegilaan ini harus dihentikan segera," kata Erdogan dikutip Times of Israel.

"Adalah sangat penting jari-jari dijauhkan dari alat picu dan tombol sebelum, kerusakan, pertumpahan darah, korban sipil dan bencana yang buruk terjadi, yang bisa memengaruhi kawasan kami, sebagaiama juga Eropa, dan Asia untuk beberapa tahun ke depan," Erdogan, menambahkan.

Pidato Erdogan dilontarkan dalam forum pemuda Organisasi Kerja Sama Islam (OIC) di Istanbul. Di antara yang hadir dalam forum itu adalah Menteri Luar Negeri Abbas Araghchi.

Erdogan mengaku telah mendiskusikan perang Iran-Israel dengan Kanselir Jerman Friedrich Merz lewat sambungan telepon pada Jumat, sambil mengatakan kepada Merz bahwa isu nuklir Iran hanya bisa diselesaikan lewat negosiasi. Dan Erdogan mengindikasikan, bahwa Turki perlu meningkatkan kemampuan penangkalan untuk memastikan tidak ada yang menyerang negaranya di tengah perang yang saat ini tengah berlangsung.

"Kami sedang membuat rencana produksi untuk meningkatkan stok rudal jarak menengah dan jauh kami ke sebuah level yang memastikan penangkalan, di tengah eskalasi belakangan ini," kata Erdogan.

"Dengan izin Tuhan, dalam waktu yang tidak lama lagi, kami akan mencapai sebuah kapasitas pertahanan yang sangat kuat yang mana tidak ada yang bahkan berani beraksi keras terhadap kami."

Read Entire Article
Politics | | | |