Gen Z Perlu Waspada! Demensia tak Hanya Menyerang Lansia

2 hours ago 3

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Demensia dan Alzheimer kerap dianggap sebagai penyakit yang hanya menyerang kelompok lanjut usia. Namun menurut pendiri Alzheimer's Indonesia, DY Suharya, generasi muda termasuk Gen Z juga perlu waspada terhadap risiko penyakit ini.

Menurut DY, meski demensia umumnya terjadi pada usia 60 tahun ke atas, kasus demensia usia muda atau young onset dementia mulai bermunculan di berbagai negara. Salah satu contohnya adalah berdirinya organisasi Lorenzo's House di Amerika Serikat, yang dibentuk oleh seorang ayah dengan demensia pada usia 30-an dan masih memiliki anak-anak usia sekolah dasar.

"Di Inggris bahkan ada kasus demensia pada usia 25 tahun. Di Amerika, jumlah penderita demensia muda mencapai sekitar lima juta orang," kata DY saat diwawancara seusai acara peringatan Bulan Alzheimer Dunia di Unika Atma Jaya, Rabu (17/9/2025).

Untuk mencegah risiko demensia, DY menekankan pentingnya investasi otak sehat sejak muda. la menyarankan agar Gen Z mulai rutin berolahraga, makan bergizi seimbang, dan yang terpenting aktif secara sosial.

"Engagement itu kunci. Otak kita menyala ketika kita terlibat secara sosial dan emosional, termasuk saat kita berinteraksi dengan orang tua atau kakek-nenek," kata dia.

Menurutnya, interaksi sosial di kalangan Gen Z semakin menurun seiring masifnya penggunaan gawai. Bahkan saat berkumpul dengan keluarga atau menjenguk kakek-nenek, Gen Z cenderung asik sendiri dengan ponselnya.

Hal ini menurut DY kerap dikeluhkan lansia. Padahal, jika Gen Z mau lebih aktif berinteraksi secara sosial termasuk dengan kakek dan nenek mereka, itu bisa memberikan manfaat bagi kesehatan otak. "Jadi bisalah luangkan waktu minimal seminggu sekali, tanpa distraksi gadget ya. Main bersama nenek atau kakek, berdansa bersama, main musik, atau kalau mau main game yang bisa sama-sama yah," kata dia.

DY juga memberikan semangat kepada anak muda yang saat ini tengah merawat orang tua yang demensia atau Alzheimer. la mengingatkan bahwa merawat orang dengan demensia bukan hal mudah, namun penting bagi generasi muda untuk tahu bahwa mereka tidak sendiri.

"Silakan hubungi Alzycare di 0811822594. Kami punya jaringan relawan dan koordinator wilayah di berbagai kota di Indonesia. Karena jadi caregiver itu enggak mudah, dan perlu dukungan sosial, dan ALZI memahami itu," kata dia.

DY sendiri memiliki pengalaman pribadi merawat ibunya yang mengidap demensia saat ia masih dalam proses menyusun tesis. "Waktu itu sayabisa ditelepon ibu 10 kali sehari. Saya tahu rasa beratnya, itu mengubah hidup saya," kata dia. Melalui organisasi Alzheimer's Indonesia, DY berharap bisa terus mendorong peningkatan kualitas hidup bagi orang dengan demensia dan para caregiver-nya, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kesehatan otak sejak dini.

Read Entire Article
Politics | | | |