IHSG Rawan, Mandiri Sekuritas: Sukuk Syariah Lebih Menjanjikan

1 month ago 18

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Head of Fixed Income Research PT Mandiri Sekuritas Handy Yunianto mengungkapkan tingginya prospek investasi sukuk di pasar obligasi. Ia mengungkapkan, pasar sukuk relatif lebih minim terdampak volatilitas global, sehingga investasi syariah dinilai lebih menjanjikan. 

“Salah satu yang menarik dari syariah ini adalah secara sukuk market di pasar obligasi kita, obligasi pemerintah, kepemilikan asing di sukuk ini relatif rendah, hanya sekitar dua persen. Artinya volatilitas yang terjadi di global dampaknya ke pasar sukuk kita relatif lebih terbatas, jadi kita jauh lebih resilien,” kata Handy dalam acara buka bersama dengan awak media di kawasan Jakarta Selatan, Selasa (18/3/2025). 

Handy menjelaskan, tren aset pasar modal syariah bergerak sangat positif dalam beberapa tahun terakhir. 

Mengutip data Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, per 31 Januari 2025 saham syariah tercatat Rp 6.718,24 triliun dengan market share mencapai hingga 54,60 persen. Angka tersebut tumbuh -1,57 persen atau sedikit lebih rendah dibandingkan angka 2024 sebesar Rp 6.825,31 triliun yang tumbuh 11,05 persen, namun jauh lebih tinggi dibandingkan angka pada lima tahun yang lalu pada 2020 di angka Rp 3.344,93 triliun. Adapun angka pada 2021 sebesar Rp 3.983,65 triliun atau tumbuh 19,10 persen, 2022 sebesar Rp 4.786,02 triliun atau tumbuh 20,14 persen, dan 2023 sebesar Rp 6.145,96 triliun atau tumbuh 28,41 persen. 

Adapun angka sukuk korporasi mencapai Rp 54,68 triliun dengan market share 11,52 persen. Angka tersebut tumbu -1,07 persen atau sedikit turun dibandingkan pada 2024 sebesar Rp 55,27 triliun yang tumbuh 22,08 persen, namun meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelum itu. Perinciannya, pada 2020 sebesar Rp 30,35 triliun (tumbuh 1,76 persen), 2021 sebesar Rp 34,77 triliun (tumbuh 14,54 persen), 2022 sebesar Rp 42,50 triliun (tumbuh 22,24 persen), dan 2023 sebesar Rp 45,27 triliun (tumbuh 6,52 persen). 

Kemudian, reksa dana syariah per 31 Januari 2025 tercatat sebesar Rp 51,74 triliun atau tumbuh 2,36 persen dibandingkan pada 2024 seebsar Rp 50,55 persen. Pada 2024, terjadi pertumbuhan reksa dana syariah 15,27 persen dibandingkan 2023 sebesar Rp 42,78 triliun. Angka 2023 mengalami pertumbuhan 5,34 persen dibandingkan 2022 sebesar Rp 40,38 triliun. 

Sedangkan data sukuk negara per 23 Januari 2025 mencatatakan angka Rp 1.633,82 triliun atau tumbuh 0,38 persen dibandingkan 2024 sebesar Rp 1.627.68 triliun. Angka sukuk negara pada 2020 tercatat sebesar Rp Rp 971,50 triliun (tumbuh 31,17 persen), 2021 sebesar Rp 1.157,06 triliun (tumbuh 19,10 persen), 2022 sebesar Rp 1.344,35 triliun (tumbuh 16,19 persen), dan 2023 sebesar Rp 1.445,53 triliu (tumbuh 7,53 persen), dan 2024 sebesar Rp 1.627,68 trilun dengan pertumbuhan 12,60 persen. 

“Di 2024, baik bicara saham syariah, sukuk korporat, reksa dana syariah, sukuk negara, semuanya mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Jadi kita melihat investasi di syariah juga salah satu alternatif untuk bisa mendapatkan optimum return yang lebih baik di 2025,” katanya. 

Read Entire Article
Politics | | | |