REPUBLIKA.CO.ID, JEMBER -- Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta Universitas Muhammadiyah (Unmuh) Jember untuk meningkatkan indeks pembangunan manusia (IPM) Kabupaten Jember yang dinilai masih belum optimal.
"Rendahnya IPM di Jember itu, Unmuh Jember harus bertanggung jawab untuk meningkatkannya" katanya saat memberikan orasi ilmiah dalam acara Milad ke-44 Unmuh Jember yang digelar di Aula Ahmad Zaenuri kampus setempat, Sabtu.
Penasihat Khusus Presiden Urusan Haji itu menyoroti rendahnya IPM di Kabupaten Jember yaitu sekitar 70,93 persen dan menegaskan bahwa Unmuh Jember memiliki peran strategis dalam memperbaikinya.
"Perkembangan yang dialami oleh Unmuh Jember yang sampai saat ini menunjukkan progres yang baik untuk bersaing dengan perguruan tinggi lainnya. Saya melihat penerus di Unmuh Jember sudah berada dalam track yang benar dan saya yakin akan semakin maju," tuturnya.
Dalam orasi ilmiahnya, Muhadjir juga mengupas sejarah perjuangan Muhammadiyah di bidang pendidikan serta tantangan yang dihadapi perguruan tinggi Muhammadiyah di masa depan, sehingga menceritakan bagaimana pendiri Muhammadiyah, KH Ahmad Dahlan melakukan pendekatan kooperatif dengan Belanda di masa penjajahan.
"Saat itu, Ahmad Dahlan mendekati kepala sekolah Belanda, bahkan mendaftar menjadi guru di sana dan langkah itu sempat dianggap sebagai pengkhianatan oleh masyarakat sekitar yang mengira ia bergabung dengan penjajah," tuturnya.
Berkat pendekatan tersebut, lanjut dia, Muhammadiyah mampu membangun ratusan Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan Aisyiyah (PTMA), serta ribuan sekolah dari tingkat SD hingga SMA di seluruh Indonesia.
"Dulu dicaci maki karena berangkulan dengan Belanda, dan sekarang terbukti siapa yang benar ijtihad nya sampai saat ini. Sementara yang lain masih percaya dengan air yang didoakan, dukun, dan lainnya," katanya.
Ia juga membandingkan sistem pendidikan tinggi di Indonesia dengan negara Barat karena universitas-universitas terkemuka di Barat justru didominasi oleh swasta, bukan negeri.
"Di Indonesia pun harus begitu. Masa depan bangsa itu ada di tangan Perguruan Tinggi Swasta (PTS), karena PTN sangat bergantung pada APBN. Sementara PTS bisa lebih gesit dalam bereksperimen dan berakselerasi," ujarnya.
Meski optimis dengan perkembangan Perguruan Tinggi Muhammadiyah 'Aisyiyah (PTMA), Muhadjir mengingatkan agar nilai-nilai keislaman dan kemuhammadiyahan tidak tergerus.
"Saya contohkan banyak universitas di Barat yang awalnya didirikan organisasi keagamaan, tetapi lambat laun kehilangan identitas religiusnya setelah diambil alih pengusaha karena masalah finansial lembaga keagamaan di sana. Hal itu bisa terjadi jika Muhammadiyah tidak memiliki basis ekonomi yang kuat," katanya.
Sementara Rektor Unmuh Jember Hanafi dalam sambutannya menyampaikan bahwa pencapaian itu merupakan hasil dari perjalanan panjang dan kerja keras seluruh elemen kampus.
"Kini target kami adalah meraih akreditasi Unggul sebagai bukti komitmen kami dalam meningkatkan mutu pendidikan," ujarnya.
sumber : Antara