Israel Bunuh Lebih dari 1.500 Relawan di Gaza 

1 day ago 8

REPUBLIKA.CO.ID,GAZA -- Lebih dari 1.513 pekerja kemanusiaan telah dibunuh Israel, ratusan fasilitas medis dan pertahanan sipil juga dihancurkan Israel sejak dimulainya genosida di Jalur Gaza, Palestina pada 7 Oktober 2023. Hal ini disampaikan Kantor Media Pemerintah di Gaza, Senin (31/3/2025).

"Jumlah syuhada dari tim medis telah mencapai 1.402 orang, di samping 111 syuhada dari tim Pertahanan Sipil, sehingga totalnya mencapai 1.513 sejak dimulainya agresi," kata Kantor Media Pemerintah di Gaza dalam sebuah pernyataan, dikutip dari Anadolu Agency, Selasa (1/4/2025).

Serangan Israel baru-baru ini di Rafah (Gaza Selatan) terhadap anggota Bulan Sabit Merah Palestina dan Pertahanan Sipil menyoroti bahaya yang dihadapi oleh para pekerja kemanusiaan di Gaza. Para pekerja kemanusiaan mempertaruhkan nyawa mereka setiap hari untuk menyelamatkan orang lain dan memberikan bantuan.

Pada Ahad lalu, Bulan Sabit Merah Palestina mengumumkan penemuan 14 mayat setelah serangan Israel. Para korban termasuk delapan pekerja Bulan Sabit Merah, lima personel Pertahanan Sipil dan satu anggota staf dari sebuah badan PBB.

Hal ini terjadi beberapa hari setelah Pertahanan Sipil Palestina melaporkan telah menemukan jenazah salah satu anggota timnya yang terbunuh oleh pasukan Israel. Sehingga jumlah korban wafat akibat serangan Israel yang brutal menjadi 15 orang.

Mengomentari serangan tersebut, Philippe Lazzarini, Komisaris Jenderal Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) mengatakan di X: “#Gaza: sangat menyedihkan untuk mengonfirmasi kematian dua rekan kerja @UNRWA dan 8 pekerja bantuan Bulan Sabit Merah Palestina & responden pertama.”

“Ini menjadikan jumlah pekerja bantuan yang wafat menjadi 408 orang, termasuk di antaranya lebih dari 280 staf UNRWA sejak perang (genosida oleh Israel) dimulai 1,5 tahun yang lalu."

“Menargetkan atau membahayakan para relawan tanggap darurat, jurnalis atau pekerja kemanusiaan merupakan pengabaian yang mencolok dan parah terhadap hukum internasional,” katanya, 

Ditujukan kepada Israel sebagai pelaku kejahatan kemanusiaan dan pelanggar hukum internasional, Philippe menambahkan, “Harus ada pertanggungjawaban.”

Kemudian, Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Med yang berbasis di Jenewa menggambarkan insiden tersebut sebagai “eksekusi massal terbesar terhadap pekerja kemanusiaan dalam sejarah perang modern.”

Israel memulai serangan udara mendadak di Jalur Gaza pada 18 Maret 2025 dan telah membunuh lebih dari 1.000 orang dan melukai lebih dari 2.000 orang lainnya sejak saat itu, yang menghancurkan gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan antara Israel dan kelompok Palestina Hamas pada Januari 2025.

Lebih dari 50.000 warga Palestina telah dibunuh di Gaza oleh serangan militer Israel sejak Oktober 2023, sebagian besar dari mereka yang menjadi korban dan sasaran Israel adalah perempuan dan anak-anak Palestina di Gaza.

Mahkamah Pidana Internasional mengeluarkan surat perintah penangkapan pada November 2024 lalu untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant atas tuduhan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional atas aksinya di daerah padat penduduk yakni Gaza.

Read Entire Article
Politics | | | |