Israel Terus Teror Fasilitas Kesehatan di Gaza, RS Eropa Pun Dibom, Enam Belas Warga Syahid

4 hours ago 2

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA — Tentara Penjajah Israel melanjutkan teror genosidanya di jalur Gaza dengan melakukan serangkaian serangan udara terhadap Rumah Sakit (RS) Eropa di Khan Younis, yang berada di selatan daerah terkepung itu. Serangan Israel tersebut dilakukan pada Selasa (13/5/2025) waktu setempat,  beberapa jam setelah serangan mematikan lainnya di RS Nasser.

Sedikitnya 16 orang dipastikan syahid sementara lebih dari 70 orang lainnya terluka dalam serangan sebelumnya. Sementara itu, jumlah korban akibat pengeboman RS Eropa masih belum dapat dipastikan.

Diberitakan Days of Palestine pada Selasa (13/5), tentara Israel yang berkoordinasi dengan badan intelijen dalam negeri Shin Bet, mengonfirmasi tanggung jawab atas serangan tersebut. Dalam sebuah pernyataan, militer menuduh bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh Hamas sebagai pusat komando dan kontrol rahasia yang terletak di bawah tanah. Meski demikian, tidak ada bukti nyata yang diberikan untuk mendukung klaim tersebut.

Sumber-sumber lokal melaporkan adanya pembantaian. Saksi mata menggambarkan pembantaian terjadi di halaman darurat rumah sakit. Beberapa mayat masih belum ditemukan di bawah reruntuhan. Sementara itu, kekhawatiran jumlah korban wafat dapat meningkat secara signifikan.

Serangan tersebut dilaporkan melibatkan setidaknya enam rudal dan menghantam sebuah rumah tinggal yang berdekatan dengan kompleks rumah sakit, yang pada saat itu dihuni.

Penargetan fasilitas medis menandai terus bertambahnya korban jiwa pada infrastruktur sipil Gaza, yang mengundang keprihatinan baru dari para pengamat internasional dan lembaga-lembaga kemanusiaan.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan kelompok-kelompok bantuan lainnya sebelumnya telah memperingatkan bahwa sistem kesehatan di Gaza hampir runtuh akibat serangan yang terus menerus terjadi dan krisis kemanusiaan yang semakin parah.

Pengeboman terbaru ini semakin memperparah upaya tanggap darurat di wilayah yang terkepung tersebut, di mana akses terhadap perawatan kritis dan tempat berlindung yang aman terus berkurang dari waktu ke waktu.

Read Entire Article
Politics | | | |